Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lebak Provinsi Banten mengedepankan pendidikan berbasis keagamaan guna melahirkan peserta didik berakhlak mulia sehingga menjadi panutan di tengah masyarakat.
Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Kabupaten Lebak, H Humaidi Hakim di Lebak, Kamis, mengatakan pendidikan berbasis keagamaan itu mulai dari Madrasah Ibtidaiyah setara sekolah dasar ( SD), Madrasah Tsanawiyah setara sekolah menengah pertama ( SMP) hingga Madrasah Aliyah setara sekolah menengah atas ( SMA).
Ia menyebutkan akhlak mulia yang diajarkan agama Islam sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Menurut dia, keunggulan sekolah berbasis keagamaan adalah dikedepankannya akhlak (apektif) juga kecerdasan (kognitif) dan keterampilan (psiomotorik).
Saat ini, peserta didik madrasah tingkat akhir di Kabupaten Lebak memasuki ujian akhir yang dilaksanakan 30 Mei sampai 10 Juni 2022.
"Kami terus meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan madrasah itu," ujarnya.
Ia mengatakan jumlah madrasah berstatus negeri sebanyak delapan unit dan swasta sebanyak 654 unit dengan tenaga pendidik sebanyak 6.471 orang dan siswa 66.103 orang.
Saat ini, kata dia, guru di madrasah untuk bidang studi keagamaan, seperti tafsir Quran sekitar 90 persen sudah memiliki kualitas yang baik.
Kemenag Lebak juga menyosialisasikan Kurikulum Merdeka 2022, karena tahun ajaran 2022-2023 sudah diterapkan di seluruh madrasah.
Kurikulum baru juga memiliki keunggulan karena kurikulum disusun lebih sederhana dan mendalam.
Kurikulum Merdeka didesain berfokus pada materi esensial dan pengembangan kompetensi siswa, sehingga peserta didik belajar lebih bermakna, mendalam dan menyenangkan.
Selain itu Kurikulum Merdeka dibuat dengan tidak adanya program peminatan, sehingga siswa dapat memilih minat dan bakat sesuai keinginan mereka.
"Kami berharap melalui sosialisasi ini semua guru dapat memformulasikan penerapan Kurikulum Merdeka," kata Humaidi.
Menurut dia, Kemenag Lebak bekerja sama dengan Balai Pendidikan dan Latihan ( Diklat) Kementerian Agama berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia ( SDM) tenaga guru pada bidang masing-masing studi pelajaran itu.
Kerja sama ini, kata dia, seperti kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di wilayah Kelompok Kerja Madrasah (KKM) guna meningkatkan kemampuan guru dalam menguasai mata pelajaran tertentu.
"Kami berharap mutu dan kualitas pendidikan berbasis keagamaan, selain akhlak juga bisa bersaing dengan pendidikan umum lainnya yang berkualitas," ujarnya.
Sementara itu, Kepala MA Wasilatul Fallah Pasir Sukarayat Rangkasbitung, Kabupaten Lebak Dedi mengatakan saat ini sekolahnya setiap tahun ajaran baru jumlah peminat selalu melebihi kapasitas ruangan kelas.
Orang tua menyekolahkan anaknya di madrasah dengan harapan anaknya memiliki akhlak mulia.
"Siswa di sini setelah lulus dapat diterapkan ilmunya di masyarakat dengan menjadi imam masjid dan berakhlak mulia," katanya.