Kasus frambusia atau sejenis penyakit kulit yang menyerang sekujur tubuh di kawasan pemukiman Kampung Badui Dalam belum ditemukan setelah terakhir tahun 2019 tercatat 15 orang dinyatakan positif terjangkit penyakit kulit itu.
"Kami hingga kini belum menemukan lagi warga Badui Dalam terjangkit frambusia, " kata Kepala Puskesmas Cisimeut Kabupaten Lebak Dede Herdiansyah di Lebak, Rabu.
Baca juga: Warga Badui di pedalaman Lebak kembali puasa kawalu
Baca juga: Warga Badui di pedalaman Lebak kembali puasa kawalu
Penularan penyakit frambusia sebelumnya menimpa warga pemukiman Kampung Badui Dalam tersebar di Cibeo, Cikawartana dan Cikeusik.
Masyarakat Badui Dalam yang terserang penyakit kulit itu hingga puluhan orang dan dilakukan pengobatan massal oleh Kementerian Kesehatan.
Pengobatan massal itu agar tidak menularkan kepada warga lainnya.
Dan, pengobatan frambusia juga dilakukan secara berkala oleh petugas Puskesmas Cisimeut.
Pada tahun 2019,ujar dia, warga Badui Dalam terakhir yang positif frambusia sebanyak 15 orang.
Namun, kata dia, kini sudah tidak ditemukan lagi penyakit kulit tersebut.
"Kami terus melakukan pemeriksaan secara berkala kepada warga Badui Dalam agar kondisi kesehatan mereka cukup baik, " katanya menjelaskan.
Menurut dia, penyebaran penyakit frambusia itu akibat buruknya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti berpakaian sampai berminggu-minggu tidak diganti, mandi tidak menggunakan sabun, dan bahkan warga Badui ketika tidur tidak beralas tikar.
Perilaku seperti itu, kata dia, merupakan budaya masyarakat Badui sehingga petugas medis kesulitan untuk mengubah pola hidup bersih dan sehat.
Karena itu, petugas puskesmas tidak henti-hentinya menyampaikan edukasi hidup bersih dan sehat kepada masyarakat Badui Dalam.
"Kami berharap warga Badui dapat membiasakan pola hidup bersih itu," ujarnya menjelaskan.
Ia mengatakan, selama ini penyakit frambusia itu tidak mematikan, karena menyerang pada bagian kulit saja, seperti luka koreng, tetapi bisa menurunkan produktivitas.
Pengobatan frambusia dilakukan penyuntikan jenis Benzetin untuk membunuh kuman-kuman pada bagian tubuhnya.
Sejauh ini, kata dia, pengobatan melalui penyuntikan jenis Benzetin dinilai efektif untuk mengatasi penyakit koreng-koreng yang menyerang bagian kaki, tangan dan badan terbebas dari daerah itu.
"Kami melakukan pengobatan bagi penderita agar tidak menular pada warga lainnya," katanya.