Serang (ANTARA) - PT Lippo Karawaci Tbk (kode BEI: LPKR) masih optimis dengan pasar properti tahun 2022 yang dipastikan cerah ditandai dengan terus menghadirkan produk-produk hunian.
"Kebutuhan hunian masih tinggi ditandai dengan konsistensi pemerintah menggelar program sejuta rumah yang merupakan gerakan percepatan dan kolaborasi antara pemerintah dengan pelaku pembangunan perumahan dalam menyediakan hunian yang layak bagi masyarakat Indonesia," kata CEO LPKR John Riady dalam keterangan tertulis, Kamis.
Baca juga: Minat tinggi, Lippo Karawaci kembali hadirkan seri Cendana
John mengatakan LPKR sebagai perusahaan properti terkemuka di Indonesia mendukung program pemerintah untuk menyediakan perumahan dengan harga terjangkau.
"Kami percaya bahwa perusahaan dengan bisnis berkelanjutan atau sustainable business adalah perusahaan yang dapat memberikan dampak positif kepada masyarakat, bagaimana bisnis perusahaan dapat menjadi solusi bagi kebutuhan konsumen. Maka dari itu, LPKR sebagai market leader dalam bisnis properti berinisiatif menerapkan prinsip Environment Social Governance atau ESG dalam operasional bisnisnya yaitu menyatukan profit dan purpose sehingga bisnis dan masyarakat secara bersama akan menjadi lebih maju," ujar John.
LPKR memiliki visi "Growing in Stewardship & Transforming Lives" yang pada intinya adalah memberikan pelayanan yang dapat mentransformasi kehidupan masyarakat menjadi lebih baik.
Melalui bisnis inti di bidang properti dan layanan kesehatan, LPKR konsisten melayani masyarakat antara lain dengan menyediakan hunian ramah lingkungan rumah "simple yet modern" dengan harga terjangkau.
"Menyatukan profit dan purpose sebagai langkah penerapan ESG merupakan salah satu goal kami. Memberikan impact kepada peningkatan kualitas kehidupan masyarakat sekaligus menjalankan perusahaan yang sustain dalam good governance," ungkap John.
Data memperlihatkan nilai penjualan properti hunian di tahun 2021 mencapai Rp88 triliun.
Pengamat bisnis properti Panangian Simanungkalit memprediksi bahwa pada tahun 2022 secara keseluruhan bisnis perumahan akan dapat meningkat 20 persen mencapai Rp110 triliun. Pasar paling dominan hingga mencapai 85 persen dari keseluruhan bisnis properti di Indonesia adalah sub sektor rumah tapak.