Lebak (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak menemukan kasus Tuberkulosis Resisten Obat (TB RO) tahun 2024 bertambah menjadi 5.087 orang dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 4.924 orang berdasarkan data Sistem Informasi Tuberkulosis (STIB).
"Kami bekerja keras untuk menemukan kasus TB sebanyak-banyaknya," kata Kepala Pelaksana harian (Plh) Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak Budi Mulyanto di Lebak, Selasa.
Dinkes Lebak mengoptimalkan untuk penemuan kasus TB agar dapat memutus mata rantai penularan penyakit yang bisa mematikan itu.
Baca juga: Warga Badui suspek tuberkulosis kembali dirujuk ke RSUD Banten
Mereka, lanjutnya, petugas maupun kader di 44 puskesmas melakukan pelacakan kasus terhadap warga yang kontak dengan penderita positif TB untuk penemuan kasus secara dini.
Petugas puskesmas itu melakukan pemeriksaan atau skrining kepada anggota keluarga, termasuk masyarakat sekitarnya.
Jika satu penderita yang berhasil ditemukan positif teridentifikasi TB, minimal dilakukan pemeriksaan terhadap sebanyak 10 rumah di sekitarnya, sebab penyakit tersebut dapat menular kepada orang lain, dari 10 orang bisa menjadi 100 orang hingga 1.000 orang dan seterusnya.
Selain itu, juga pemeriksaan dilakukan kepada warga yang mengalami batuk-batuk lebih dari tiga pekan.
Baca juga: Tiga warga Badui Dalam meninggal akibat tuberkulosis
Dengan demikian, skrining itu cukup efektif untuk menemukan kasus TB, sehingga mereka bisa menjalani pengobatan rutin.
"Semua penderita TB itu mendapatkan pengobatan secara gratis," kata Budi.
Untuk pencegahan TB, kata dia , masyarakat dapat membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), termasuk juga dengan lingkungan, tidak merokok dan minum alkohol, serta tidak begadang. Selain itu, juga mengkonsumsi makanan yang bergizi dan berprotein serta berolahraga rutin.
Begitu juga kondisi bangunan rumah memiliki jendela agar sirkulasi udara masuk ke dalam ruangan, sehingga dapat menyehatkan.
"Kami minta petugas medis dan kader agar mengoptimalkan pelacakan kasus TB, sehingga bisa menjalani pengobatan dan dipastikan ke depannya dapat memutus mata rantai TB," katanya.
Baca juga: Pemkot Tangerang sediakan vaksin cegah tuberkulosis gratis di puskesmas
Kepala Puskesmas Rangkasbitung Yayang Citra Gumilar mengatakan pihaknya mengoptimalkan kasus pelacakan untuk menemukan kasus baru dengan melakukan skrining terhadap warga yang kontak erat dengan penderita positif TB.
Pelacakan dilakukan setiap hari Kamis ke rumah penderita positif TB yang melibatkan kader dari warga setempat.
Apabila hasil skrining itu positif, dilakukan pengobatan selama enam bulan tanpa putus dengan melibatkan pengawasan minum obat (PMO) dari keluarga mereka.
"Kami mengobati penderita TB sebanyak 127 orang dengan realisasi minum obat sampai 98 persen," katanya.
Baca juga: Dinkes Lebak lakukan tes cepat molekuler bagi penderita tuberkulosis