Lebak (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten memberangkatkan belasan tenaga kerja migran ke sejumlah negara di Asia sebagai pekerja formal, selama tahun 2021.
"Sebagian besar tenaga kerja migran itu untuk bekerja terapi pijit dan penjaga toko, " kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Lebak Tajudin di Lebak, Rabu.
Pemerintah Kabupaten Lebak memberangkatkan tenaga kerja migran itu pada penyalur tenaga kerja luar negeri resmi dan memiliki rekomendasi dari perusahaan bersangkutan.
Biasanya, perusahaan penyalur tenaga kerja resmi memiliki kejelasan dari pendapatan gaji dan tunjangan, termasuk mendapatkan hak cuti.
Selain itu juga mereka tenaga kerja migran harus memiliki sertifikasi bidang pekerjaannya.
Perusahaan yang menampung tenaga kerja terkoneksi dengan Badan
Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI).
"Kami tidak berani menerima sponsor perusahaan TKI, namun tidak terkoneksi pada BNP2TKI, " kata Tajudin.
Menurut dia, berdasarkan data yang tercatat sepanjang tahun 2021 sebanyak 17 tenaga kerja migran asal Kabupaten Lebak bekerja ke luar negeri.
Mereka kebanyakan bekerja di Arab Saudi, Hongkong dan Jepang.
Mereka bekerja bidang terapi pijit, penjaga toko dan bengkel mobil.
"Kami Maret 2022 kembali memberangkatkan enam tenaga perawat ke negara Jepang dengan gaji Rp23 juta per bulan, " katanya menjelaskan.
Ia mengatakan, masyarakat Kabupaten Lebak yang berminat bekerja ke luar negeri masih banyak menerima, di antaranya perusahaan dari Polandia, Jepang, Hongkong, Arab Saudi, Abu Dhabi dan Thailand.
Pekerjaan yang dibutuhkan itu kebanyakan bengkel, salon kecantikan, pijit hingga penjaga toko.
Namun, pihaknya mereka tidak menjamin langsung berangkat sehubungan adanya lonjakan pandemi COVID-19.
"Kami menjamin perusahaan yang terdaftar di sini jelas memiliki rekomendasi dari BNP2TKI sehingga resmi bekerja dengan kejelasan gaji dan tunjangan lainnya, " katanya menjelaskan.
Sementara itu, Hernawati, seorang warga Kabupaten Lebak mengaku bahwa dirinya kini tengah melamar pekerjaan perawat di Jepang melalui Dinas Tenaga Kerja setempat.
"Kami berharap tahun ini bisa diberangkatkan karena sudah menempuh kursus bahasa Jepang dan huruf janji, " katanya menambahkan.