Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten hingga kini tidak mendirikan pos pengungsian korban gempa bumi berkekuatan 6,6 yang terjadi Jumat (14/1), meski tercatat 274 rumah mengalami kerusakan.
"Semua warga korban gempa itu bisa menempati rumah miliknya, walaupun rusak berat, " kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Kabupaten Lebak, Agus Riza Faisal di Lebak, Selasa.
Baca juga: Pemkab Lebak verifikasi kerusakan bangunan akibat gempa bumi
Masyarakat Kabupaten Lebak yang terdampak bencana gempa tektonik yang berpusat di Perairan Ujung Kulon atau Perairan Sumur Kabupaten Pandeglang tidak menyebabkan untuk mendirikan pos pengungsian.
Mereka para korban bencana alam tersebut tidak terjadi di suatu kawasan permukiman.
Kerusakan rumah antara tiga sampai 12 unit per kecamatan juga tersebar di beberapa desa, sehingga tidak perlu mendirikan pos pengungsian.
Selain itu juga bencana gempa itu tidak menimbulkan korban jiwa, namun dua warga yang mengalami luka-luka akibat tertimpa bangunan rumah.
Kedua warga itu, kata dia, kini kondisi mereka kembali pulih dan sehat.
"Saya kira bencana gempa itu tidak perlu mendirikan pos pengungsian maupun dapur umum, " katanya menjelaskan.
Menurut dia, BPBD Lebak kini memfokuskan penyaluran bantuan logistik berupa beras, lauk pauk, makanan ringan, mie instan, air kemasan, tikar dan alat dapur.
Pemerintah Kabupaten Lebak menetapkan status tanggap darurat, sehingga kewajiban untuk memenuhi kebutuhan pelayanan dasar bagi warga korban bencana untuk menerima logistik.
Penyaluran logistik didistribusikan setiap tiga hari kepada 274 kepala keluarga ( KK) sesuai dengan jumlah kerusakan rumah.
Namun, pengambilan logistik itu oleh kepala desa setempat di Kantor BPBD Lebak.
"Kami menyalurkan logistik itu kepada kepala desa, karena mereka yang mengetahui warga yang terdampak bencana itu, " katanya menjelaskan.
Ia mengatakan, masyarakat Kabupaten Lebak yang terdampak bencana gempa tektonik itu tersebar di 19 kecamatan antara lain
Kecamatan Sobang, Cikulur, Rangkasbitung, Lebakgedong, Cigemblong, Leuwidamar, Bayah, Cibeber, Panggarangan, Bojongmanik, dan Cimarga.
Dari 19 kecamatan yang terdampak gempa itu, di antaranya yang terparah di Kecamatan Malimping, Cihara dan Lebak Gedong.
Sedangkan, kata dia, kerusakan rumah tercatat 274 unit terdiri dari 16 rumah rusak berat, 32 rumah rusak sedang dan 226 rumah dalam kategori rusak ringan.
Selain itu juga kerusakan fasilitas umum, seperti gedung sekolah sebanyak delapan unit, satu kantor pemerintahan dan enam masjid.
"Hari ini petugas masih melakukan verifikasi rumah dan fasilitas umum untuk secepatnya dilaporkan kepada pemerintah daerah setempat untuk mendapatkan bantuan perbaikan, " katanya.