Produksi pangan di Kabupaten Lebak, Banten, mencapai 278.194 ton gabah kering pungut (GKP) selama Januari-Mei 2019,  dari hasil panen seluas 45. 922 hektare dan tanam 42.508 hektare.

"Kami menjamin produksi pangan relatif aman dan memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat, meski dilanda kekeringan," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak Dede Supriatna saat dihubungi di Lebak, Jumat.

Produksi pangan di Kabupaten Lebak tidak ada masalah meskipun memasuki kemarau yang mengakibatkan terjadi kekeringan.

Selama ini, produksi pangan relatif baik karena sisa tanam sampai Mei 2019 seluas 42.508 hektare dipastikan panen berlangsung hingga September. Sedangkan, kebutuhan beras pada 2019 untuk penduduk Kabupaten Lebak sebanyak 1,2 juta jiwa mencapai 163.350.422 kilogram.

"Jika dirata-ratakan kebutuhan beras per kapita sebanyak 134 kilogram dan produksi pangan 278.194 surplus hingga 10 bulan ke depan," katanya.

Baca juga: Investasi perikanan di Lebak capai Rp98 miliar

Baca juga: Masyarakat harapkan Jokowi-Ma'ruf bangun infrastruktur kebencanaan

Menurut dia, pemerintah daerah berkomitmen untuk menyelamatkan tanaman padi yang mengalami kekeringan dengan menyalurkan pompanisasi agar memenuhi ketersedian pasokan air.

Selama ini, kekeringan yang terjadi di Kabupaten Lebak belum menjadikan ancaman gagal panen, karena dapat teratasi melalui bantuan pompanisasi itu.

"Semua petani yang memiliki sumber air itu tidak ada masalah karena menerima bantuan pompanisasi agar tanaman padi bisa dipanen," katanya menjelaskan.

Ia mengatakan, petani Kabupaten Lebak hingga kini memenuhi kebutuhan pasar lokal sehingga harga beras relatif stabil dengan kisaran Rp8.500 sampai Rp9.500/Kg.

Selain itu juga produksi beras Kabupaten Lebak dipasok ke Pasar Induk Cipinang Jakarta, Tanah Tinggi Tangeran hingga Lampung.

"Kami yakin produksi pangan surplus hingga tahun 2020, karena panen padi masih berlangsung sampai September itu," katanya.

Ia mengapresiasi petani di sini jika musim panen juga menyimpan stok gabah di lumbung-lumbung pangan atau leiut.

Penyimpanan stok gabah itu untuk bekal pangan keluarga selama setahun tidak membeli beras. Kebanyakan produksi panen itu, kata dia, mereka dijual berupa beras ke pasaran.

Sentra penghasil produksi pangan di Kabupaten Lebak tersebar di Kecamatan Cibeber, Malingping, Sobang, Muncang, Wanasalam, Cipanas, Cihara, Panggarangan, Cirinten, Bojongmanik, Cileles, Bayah dan Sajira. "Kami optimistis stok pangan tahun ini cukup bagus dan tidak ada serangan penyakit tanaman," katanya.

Sementara itu, H Baden, seorang pedagang di Pasar Rangkasbitung Lebak mengaku hingga kini stok beras lokal dari berbagai daerah di wilayah Kabupaten Lebak melimpah.

Mereka para pedagang beras masih didatangkan beras dari petani lokal. "Saya kira persedian beras lokal tidak ada masalah hingga tahun mendatang," jelasnya.

Baca juga: P2TPA2 Lebak: Warga waspadai calo tenaga kerja migran

Baca juga: Kasus kekerasan anak di Kabupaten Lebak meningkat

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019