Kasus kekerasan anak di Kabupaten Lebak, Banten, cenderung meningkat hingga sampai Juni 2019 sebanyak 24 kasus dibandingkan tahun sebelumnya.
"Meningkatnya kasus kekerasan yang menimpa anak itu akibat krisis moral," kata Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Lebak Ratu Mintarsih di Lebak, Kamis.
Kebanyakan kasus kekerasan anak itu korban perkosaan yang dialami kaum perempuan.
Mereka pelaku kejahatan itu dilakukan orang-orang terdekat, bahkan pelakunya terdapat orang tua sendiri hingga anaknya hamil.
Selain itu korban pemerkosaan juga dialami anak-anak usia di bawah 10 tahun dan pelakunya orang dewasa.
"Semua pelaku kekerasan terhadap anak diproses secara hukum, karena terlibat unsur pidana juga ada pelaku lainnya yang belum tertangkap,termasuk orang tua yang memperkosa anaknya belum tertangkap petugas," katanya menjelaskan.
Menurut dia, diperkirakan kasus kekerasan anak tahun 2019 cenderung meningkat.
Sebab, jumlah kasus kekerasan anak hingga Juni 2019 mencapai 24 kasus.
Baca juga: Reaktivasi jalur KA Rangkasbitung-Labuan dorong tumbuhkan ekonomi
Meningkatnya kasus kekerasan tersebut akibat terjadi krisis moral di masyarakat.
Disamping itu juga pengawasan keluarga terhadap anak masih rendah, seperti penggunaan teknologi internet yang begitu mudah melalui handphone atau telepon seluler.
Dampaknya lainnya, kata dia, lilitan ekonomi, kemiskinan dan rendahnya pendidikan masyarakat.
"Saya kira penanganan permasalahan kekerasan yang menimpa anak-anak tentu melibatkan semua pihak," katanya menjelaskan.
Untuk penanganan korban kekerasan anak, kata dia, pihaknya memfasilitasi agar mereka tetap melanjutkan pendidikan.
Disamping itu juga mendampingi para korban kekerasan diterapi ke psiokolog untuk mengembalikan mental kejiwaannya.
Pihaknya juga melindungi para korban kekerasan anak dengan mengawal proses hukum mulai dari Kepolisian hingga Pengadilan.
"Kami minta semua elemen dapat melindungi anak-anak agar tidak menjadi korban kekerasan seksual," katanya.
Baca juga: Dinkes Lebak waspadai mejangkitnya penyakit musim kemarau
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
"Meningkatnya kasus kekerasan yang menimpa anak itu akibat krisis moral," kata Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Lebak Ratu Mintarsih di Lebak, Kamis.
Kebanyakan kasus kekerasan anak itu korban perkosaan yang dialami kaum perempuan.
Mereka pelaku kejahatan itu dilakukan orang-orang terdekat, bahkan pelakunya terdapat orang tua sendiri hingga anaknya hamil.
Selain itu korban pemerkosaan juga dialami anak-anak usia di bawah 10 tahun dan pelakunya orang dewasa.
"Semua pelaku kekerasan terhadap anak diproses secara hukum, karena terlibat unsur pidana juga ada pelaku lainnya yang belum tertangkap,termasuk orang tua yang memperkosa anaknya belum tertangkap petugas," katanya menjelaskan.
Menurut dia, diperkirakan kasus kekerasan anak tahun 2019 cenderung meningkat.
Sebab, jumlah kasus kekerasan anak hingga Juni 2019 mencapai 24 kasus.
Baca juga: Reaktivasi jalur KA Rangkasbitung-Labuan dorong tumbuhkan ekonomi
Meningkatnya kasus kekerasan tersebut akibat terjadi krisis moral di masyarakat.
Disamping itu juga pengawasan keluarga terhadap anak masih rendah, seperti penggunaan teknologi internet yang begitu mudah melalui handphone atau telepon seluler.
Dampaknya lainnya, kata dia, lilitan ekonomi, kemiskinan dan rendahnya pendidikan masyarakat.
"Saya kira penanganan permasalahan kekerasan yang menimpa anak-anak tentu melibatkan semua pihak," katanya menjelaskan.
Untuk penanganan korban kekerasan anak, kata dia, pihaknya memfasilitasi agar mereka tetap melanjutkan pendidikan.
Disamping itu juga mendampingi para korban kekerasan diterapi ke psiokolog untuk mengembalikan mental kejiwaannya.
Pihaknya juga melindungi para korban kekerasan anak dengan mengawal proses hukum mulai dari Kepolisian hingga Pengadilan.
"Kami minta semua elemen dapat melindungi anak-anak agar tidak menjadi korban kekerasan seksual," katanya.
Baca juga: Dinkes Lebak waspadai mejangkitnya penyakit musim kemarau
Editor : Sambas
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019