Perajin tas koja Baduy diminati pengunjung pameran "Baduy Badminton Open" yang dipusatkan di sekitar Alun-alun Rangkasbitung,Kabupaten Lebak.
"Kami merasa kewalahan melayani pengunjung itu," kata Kubil, seorang perajin tas koja Baduy yang juga warga Badui saat ditemui digerai pameran "Baduy Badminton Open" atau "BBO" di Lebak, Minggu.
Selama sepekan terakhir ini, dirinya merasa kewalahan melayani permintaan pengunjung. Bahkan, di antaranya pengunjung membeli tas koja hingga dua sampai 30 tas.
Kebanyakan pengunjung tas koja Baduy untuk dijadikan kenang-kenangan untuk dibawa ke luar daerah, karena pengunjung pameran BBO itu bukan hanya dari Provinsi Banten saja, namun ada dari luar negeri.
"Kami selama sepekan ini menghasilkan pendapatan sekitar Rp15 juta. Pendapatan sebesar itu kali pertama mengikuti pameran," katanya menjelaskan.
Menurut dia, tas koja sangat ramah lingkungan karena terbuat dari kulit pohon tereup yang terdapat di kawasan hutan adat masyarakat Baduy.
Proses pembuatannya, kulit pohon disayat tipis-tipis dan dipilin menyerupai tali.
Selanjutnya, tali tersebut dijalin hingga membuat tas. Namun, tas koja Baduy terlihat lubang-lubang dan berbeda dengan tas terbuat dari kulit.
Adapun, bentuknya tas koja itu unik dan memiliki nilai seni. Sedangkan, fungsinya beragam rupa, bahkan bisa menjadi tas sekolah.
Baca juga: Kain tenun Badui diminati pengunjung pameran BBO
"Kendati tas koja itu tradisional,namun nyatanya sangat kuat dan tahan lama karena menggunakan bahan alami itu," katanya.
Begitu juga Amir, seorang perajin Badui mengatakan dirinya sejak mengikuti pameran kali pertama dipadati pengunjung dan mereka membelinya dengan jumlah banyak.
Sebab, tas koja banyak digunakan untuk keperluan berbelanja, sekolah, kuliah hingga kerja.
"Kebanyakan pembeli tas koja untuk keperluan sekolah," katanya,
Ia mengatakan, pengunjung pameran hampir setiap hari memadati stan kerajinan masyarakat Badui karena memiliki keunikan dan daya tarik.
Perajin Baduy secara langsung memproduksi kain tenun dan tas koja.
Para pengunjung bisa melihat langsung cara memproduksi kerajinan tas koja dan kain tenun dengan menggunakan peralatan tradisional.
"Kami sangat terbantu mengikuti pameran ini karena omzet pendapatan meningkat," katanya.
Baca juga: Wisatawan Amerika Serikat terkesan kunjungi perkampungan Badui
Baca juga: Pemkab Lebak fokus bangun destinasi wisata dorong ekonomi
Baca juga: Pemkab Lebak fokus bangun destinasi wisata dorong ekonomi
Baca juga: Dekranasda Lebak promosikan tenun Badui ke dunia
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
"Kami merasa kewalahan melayani pengunjung itu," kata Kubil, seorang perajin tas koja Baduy yang juga warga Badui saat ditemui digerai pameran "Baduy Badminton Open" atau "BBO" di Lebak, Minggu.
Selama sepekan terakhir ini, dirinya merasa kewalahan melayani permintaan pengunjung. Bahkan, di antaranya pengunjung membeli tas koja hingga dua sampai 30 tas.
Kebanyakan pengunjung tas koja Baduy untuk dijadikan kenang-kenangan untuk dibawa ke luar daerah, karena pengunjung pameran BBO itu bukan hanya dari Provinsi Banten saja, namun ada dari luar negeri.
"Kami selama sepekan ini menghasilkan pendapatan sekitar Rp15 juta. Pendapatan sebesar itu kali pertama mengikuti pameran," katanya menjelaskan.
Menurut dia, tas koja sangat ramah lingkungan karena terbuat dari kulit pohon tereup yang terdapat di kawasan hutan adat masyarakat Baduy.
Proses pembuatannya, kulit pohon disayat tipis-tipis dan dipilin menyerupai tali.
Selanjutnya, tali tersebut dijalin hingga membuat tas. Namun, tas koja Baduy terlihat lubang-lubang dan berbeda dengan tas terbuat dari kulit.
Adapun, bentuknya tas koja itu unik dan memiliki nilai seni. Sedangkan, fungsinya beragam rupa, bahkan bisa menjadi tas sekolah.
Baca juga: Kain tenun Badui diminati pengunjung pameran BBO
"Kendati tas koja itu tradisional,namun nyatanya sangat kuat dan tahan lama karena menggunakan bahan alami itu," katanya.
Begitu juga Amir, seorang perajin Badui mengatakan dirinya sejak mengikuti pameran kali pertama dipadati pengunjung dan mereka membelinya dengan jumlah banyak.
Sebab, tas koja banyak digunakan untuk keperluan berbelanja, sekolah, kuliah hingga kerja.
"Kebanyakan pembeli tas koja untuk keperluan sekolah," katanya,
Ia mengatakan, pengunjung pameran hampir setiap hari memadati stan kerajinan masyarakat Badui karena memiliki keunikan dan daya tarik.
Perajin Baduy secara langsung memproduksi kain tenun dan tas koja.
Para pengunjung bisa melihat langsung cara memproduksi kerajinan tas koja dan kain tenun dengan menggunakan peralatan tradisional.
"Kami sangat terbantu mengikuti pameran ini karena omzet pendapatan meningkat," katanya.
Baca juga: Wisatawan Amerika Serikat terkesan kunjungi perkampungan Badui
Baca juga: Pemkab Lebak fokus bangun destinasi wisata dorong ekonomi
Baca juga: Pemkab Lebak fokus bangun destinasi wisata dorong ekonomi
Baca juga: Dekranasda Lebak promosikan tenun Badui ke dunia
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019