Lebak (ANTARA) - Tokoh agama Budha Kabupaten Lebak Romo Dermateja mengajak masyarakat di daerah itu agar melestarikan dan menjaga kerukunan, keharmonisan dan kedamaian.
"Kita hidup di masyarakat harus saling berdampingan, tolong menolong, rukun, dan damai, karena diperintahkan ajaran Budha," kata Romo Dermateja menyambut perayaan Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili di Vihara Ananda Avalokitesvara Rangkabitung, Lebak, Senin.
Selama ini, kehidupan masyarakat Kabupaten Lebak patut diapresiasi, karena kerukunan, keharmonisan dan kedamaian terpelihara dan terjaga dengan baik.
Bahkan, terwujud saling menghormati, menghargai antarumat beragama baik Islam, Kristen, Katolik, Budha, Konghucu, Hindu dan Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Baca juga: Pemkab Lebak terus perkuat kerukunan di tengah keragaman
Selain itu juga kehidupan di tengah masyarakat belum pernah terjadi gesekan sosial maupun konflik.
Karena itu, pihaknya dalam kegiatan agama selalu menyampaikan kepada umatnya untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai kerukunan, keharmonisan serta kedamaian di tengah masyarakat karena dapat mewujudkan kehidupan sejahtera.
"Di momentum perayaan Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili agar penuh kerukunan, keharmonisan dan kedamaian," kata Romo Dermateja.
Menurut dia, perayaan Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili di Vihara Ananda Avalokitesvara Rangkabitung penuh kesederhanaan dan tidak dirayakan secara berlebihan.
Apalagi, saat ini perekonomian nasional belum membaik, sehingga kesederhanaan itu menjadikan sikap solidaritas umat beragama.
"Kita sesama anak bangsa tentu jika dilanda ekonomi kurang baik terpanggil untuk hidup sederhana dan saling tolong menolong serta membantu masyarakat," katanya menjelaskan.
Baca juga: Dukung swasembada pangan, petani Lebak diminta percepat tanam jagung
Ia mengatakan, perayaan Imlek di vihara itu dimulai tujuh hari sebelum Hari Raya Imlek yang jatuh pada 29 Januari 2025.
Pada H-1 kegiatan diawali dengan melakukan kebersihan lingkungan vihara agar terwujud suasana bersih sepanjang tahun ke depan.
Selain itu juga Vihara Ananda Avalokitesvara Rangkabitung harus dipercantik dengan pemasangan lampion dan lilin serba merah.
Begitu juga perayaan Imlek akan digelar kebaktian dan sembahyang Toapekong Naik dan diikuti warga Tionghoa di Rangkasbitung, Maja, Leuwidamar dan Malingping.
Saat ini, jumlah warga pemeluk agama Budha yang aktif di Kabupaten Lebak tercatat 800 orang dan dipastikan akan memadati vihara tersebut.
"Kita melaksanakan beberapa kegiatan di antaranya Toapekong Naik, lalu merayakan Imlek tanggal 29 dan sesudahnya ada Toapekong Turun dan Capgomeh. Itu semuanya dilaksanakan secara sederhana," ujar Romo Dermateja.
Ia mengatakan pihaknya tanggal 28 Januari, satu hari sebelum Hari Raya Imlek menggelar pertunjukan Barongsai di halaman Vihara Ananda Rangkasbitung.
Pertunjukan Barongsai bagian acara wajib, sebab memiliki makna penting dalam tradisi Tionghoa, yaitu sebagai pembawa keberuntungan, pencegah keburukan, dan pemberi kemakmuran.
"Kami meyakini puncak hari raya Imlek akan dipadati umat Tionghoa di Vihara Ananda Avalokitesvara Rangkasbiting," katanya.
Baca juga: Komoditas bambu di Lebak jadi andalan ekonomi warga