Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Lebak mempromisikan kain tenun Badui ke dunia guna meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat suku terasing di Provinsi Banten.

"Kita terakhir belum lama ini mempromosikan kain tenun di Hamburg,Jerman," kata Ketua Dekranasda) Kabupaten Lebak Farid Darmawan saat dihubungi di Lebak, Senin.

Pelaku usaha di sejumlah negara di Benua Eropa dan Asean mengapresiasi produk kerajinan masyarakat Badui yang tinggal di pedalaman Kabupaten Lebak sebagai kain terbaik di dunia.

Keunggulan kain tenun Badui cukup berbeda dengan kain-kain tenun yang ada di seluruh Indonesia.

Kain tenun Badui memiliki motif satu juga mengandung makna filosofi dengan bergaris dua atau tiga garis yang menggambarkan warga Badui jika berjalan kaki berbaris lurus dan tidak boleh menyamping.

Artinya, kata dia, masyarakat Badui menunjukan kehidupan yang damai juga menjalin persaudaraan. Sebab, jika berjalan menyamping tentu sangat mengganggu orang lain juga berlawanan arah.

"Filosopi kain tenun Badui seperti itulah yang menggambar masyarakat Badui," katanya.

Menurut dia, pihaknya juga terus meningkatkan kualitas dengan memberikan pelatihan-pelatihan kepada pelaku usaha kerajinan kain tenun Badui. Pihaknya mendatangkan para pelatih dibidangnya guna meningkatkan kualitas kain tenun Badui yang diproduksi secara tradisional.

Para pelatih itu bagaimana perajin kain tenun Badui mengembangkan teknik cara menenun juga penggunaan benang.

"Kita seringkali mendatangkan pelatihan agar kain tenun Badui mendunia," ujar suami Bupati Iti Octavia.

Ketua UKM Daarul Qoriin Baraya, Endoh Mahfudoh mengatakan selama ini produk kain tenun masyarakat Badui ternyata diminati warga Vietnam.
Tingginya permintaan pasar di negara Vietnam setelah mengisi kegiatan pameran melalui promosi yang dilakukan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Provinsi Banten.

"Kami hampir setiap pekan memasok kain tenun Badui ke pasar Vietnam itu," katanya.

Mae (45), seorang perajin kain tenun Badui warga Kaduketug Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak mengaku banyak pengunjung yang datang ke sini, baik wisatawan domestik maupun mancanegara membeli dengan jumlah banyak.

Para wisatawan membeli kain tenun Badui untuk dijadikan kenang-kenangan dengan alasan tradisional juga memiliki nilai seni.

"Kami menjual kain tenun itu bervariasi mulai Rp150 ribu hingga Rp2 juta per kain," katanya menjelaskan.
 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019