Produk kain tenun kerajinan masyarakat Baduy diminati pengunjung pameran "Badminton Baduy Open" atau "BBO" yang dipusatkan sekitar Alun-alun Multatuli Rangkasbitung.

"Kita merasa kewalahan melayani pengunjung yang membeli kain tenun itu," kata Elas,seorang perajin tenun Badui saat ditemui digerainya di Rangkasbitung,Kamis.

Kebanyakan pembeli kain tenun itu untuk dijadikan kenang-kenangan, karena memiliki nilai seni tradisional dan warnanya berbeda dengan tenun lain di tanah air.

Mereka pengunjung itu membeli kain tenun Baduy antara dua sampai tujuh kain untuk dibawa ke luar daerah.

Sebab, mereka pengunjung pameran BBO dari luar daerah, seperti Tangerang, Bogor, Jakarta, Bandung hingga Jawa Tengah.

"Kita sudah tiga hari terakhir ini omzet penjualan relatif baik hingga mencapai Rp15 juta," kata Elas.

Menurut dia, para pengunjung pameran BBO itu memadati gerai Badui karena menampilkan berbagai ragam dan corak warna kain tenun tersebut.

Bahkan, perajin tenun Badui secara langsung memproduksi kain yang dikerjakan tradisional. Karena itu, banyak pengunjung memesan kain tenun sesuai dengan permintaan.

Baca juga: Wisatawan Amerika Serikat terkesan kunjungi perkampungan Badui

Baca juga: Pemkab Lebak fokus bangun destinasi wisata dorong ekonomi

"Kami melayani pengunjung sesuai dengan keinginan baik coreak maupun warna," katanya menjelaskan.

Ia mengatakan, dirinya sebagai perajin tenun dapat mengerjakan langsung dengan menggunakan peralatan secara manual.

Biasanya, lanjut dia, untuk mengerjakan kain dengan ukuran 3x2 meter persegi bisa dikerjakan selama sepekan.

Kain tenun Baduy itu bahan bakunya benang yang didatangkan dari Majalaya Bandung, Jawa Barat.

"Kami minta pengunjung yang memesan kain itu bisa diselesaikan dua hari," ujarnya.

Salah seorang perajin warga Baduy Luar, Amir, mengaku selama ini permintaan kain Baduy pada pameran BBO meningkat. Banyak pengunjung lokal maupun luar daerah membeli kain tenun Badui itu.

Harga kain tenun Baduy tergantung kualitas mulai Rp 70.000 sampai Rp 350.000.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah yang mempromosikan kain tenun Badui melalui pameran itu," ujarnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak, Dedi Rahmat mengatakan, pihaknya terus melakukan pembinaan diversifikasi produk kerajinan tenun Baduy.

Saat ini, tercatat 50 perajin tenun dan batik Baduy terus dikembangkan karena dapat menumbuhkan ekonomi lokal.

Baca juga: Petani di Badui mulai panen buah keranji

Baca juga: Dekranasda Lebak promosikan tenun Badui ke dunia

Baca juga: Wartawan dari Perancis sebarkan Seba Badui ke seluruh penjuru dunia

Baca juga: Puncak perayaan Seba Badui lancar

Baca juga: Tetua Adat Badui: Jaga persatuan dan kedamaian

Baca juga: Tas dan lomar Badui diminati pasar

Baca juga: Diskominfo Lebak : Destinasi wisata Badui masuk wonderful Indonesia

Pemerintah daerah juga memperkenalkan tenunan hasil karya perajin Baduy pada pameran-pameran pembangunan yang diselenggarakan di Banten maupun DKI Jakarta. Kain tenun Baduy memiliki nilai tradisional dan hasil produk dalam negeri.

Bahkan, sekarang produk kain tenun bisa mendunia karena banyak para peraga busana menampilkan di luar negeri.

Selain itu juga kain tenun baduy dijadikan busana dan pakaian sehari-hari juga undangan.

"Kami terus meningkatkan kualitas agar produk tenun Baduy bisa mendunia," katanya.

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019