Petani jagung di Kabupaten Lebak, Banten melakukan penyiraman air memanfaatkan penggunaan pesawat tanpa awak atau drone guna mengatasi kekeringan dampak kemarau berkepanjangan.
 
"Kami merasa terbantu penyiraman air menggunakan drone dengan kapasitas 30 liter bantuan Pemerintah Provinsi Banten itu," kata Hadi, seorang petani di Kecamatan Maja Kabupaten Lebak saat dihubungi di Rangkasbitung, Lebak, Senin.
 
Tanaman jagung seluas 16 hektare yang disiram itu dipastikan sepekan ke depan mulai memasuki panen.

Baca juga: Petani kasepuhan adat di Cibeber Lebak panen raya padi lokal
 
Mereka petani jagung di Kecamatan Maja sangat bersyukur adanya penyiraman air di sejumlah lokasi melalui drone sehingga bisa tumbuh subur dan bisa dipanen.
 
Padahal, tanaman tersebut terancam kekeringan akibat el nino atau kemarau panjang.
 
Dengan demikian, mereka petani memastikan tanaman jagung bisa menghasilkan pendapatan ekonomi.
 
"Kami berharap tanaman jagung hibrida bantuan dari Pemprov Banten bisa meningkatkan kesejahteraan petani setempat," kata Hadi.

Menurut dia, produktivitas jagung hibrida itu sekitar 5 ton per hektare berbentuk pipilan (butir) kering dengan harga Rp4.500-5.000 kilogram di pasaran.
 
Mereka petani menjual hasil panen jagung untuk dapat meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga sehingga kehidupan mereka lebih baik.
 
"Kami di sini mengembangkan pertanian jagung dengan sistem menyewa lahan milik perusahaan pengembang," kata Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Maja itu.

Baca juga: Bupati Lebak minta petani genjot produksi pangan
 
Anggota KTNA Banten Dimas Fahmisidqi mengatakan, pihaknya melakukan penyiraman air di lahan pertanian jagung di Kecamatan Maja atas permintaan petani setempat.
 
Dimana tanaman pertanian jagung itu terancam kekeringan akibat kemarau panjang.
 
Selain penyiraman juga dilakukan penyemprotan pestisida untuk mencegah hama penyakit tanaman, katanya.
 
Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan, produksi jagung sejak Januari-Juni 2024 menembus 5.548 ton dari luas panen 1.554 hektare, sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi petani di daerah itu.

Baca juga: Petani di Lebak bersyukur tanaman padinya selamat dari puso
 
"Kami terus mendorong petani agar terus meningkatkan produksi jagung dengan memperluas areal tanam," kata Deni.
 
Deni menyebutkan, produksi jagung di Kabupaten Lebak kini menjadi andalan ekonomi keluarga petani, karena permintaan pasar cenderung meningkat.
 
Produksi jagung jenis hibrida di daerah itu dipastikan menggulirkan perputaran uang miliaran rupiah per tahun dengan rata-rata harga Rp5.000/kilogram.
 
"Kami yakin produksi jagung itu bisa bermuara pada kesejahteraan ekonomi keluarga petani semakin baik," kata Deni.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Petani jagung Lebak lakukan penyiraman menggunakan drone

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Lukman Hakim


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024