Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FF-UI) berkolaborasi dengan Turkish Cooperation and Coordination Agency (TIKA) mengembangkan pertanian hanjeli di kawasan permukiman masyarakat Badui di Kabupaten Lebak Provinsi Banten.
 
"Kerja sama kolaborasi itu untuk menekan angka stunting dan melestarikan obat berbahan alami di Badui," kata relawan dan perantara program itu Muhammad Arif saat dikonfirmasi di Rangkasbitung Lebak, Minggu.
 
Dia menjelaskan, pengembangan pertanian hanjeli itu seluas satu hektare di kawasan permukiman masyarakat Badui, dengan masa panen tanaman itu selama enam bulan dan memiliki tinggi kandungan gizi yang juga bisa sebagai pengganti nasi.
 
"Kami yakin pertanian henjani ini menjadi sumber pangan lokal dan dapat meningkatkan status gizi masyarakat Badui," katanya.

Baca juga: Dua warga Badui kembali digigit ular berbisa dirujuk
 
Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat FFUI Berlan mengatakan, pihaknya memberikan edukasi kepada masyarakat Badui tentang manfaat tanaman yang akan ditanam di kebun itu merupakan bahan obat herbal atau obat tradisional.
 
Ia menjelaskan, pengolahan tanaman tersebut menjadi produk kesehatan yang aman dan efektif.
 
Edukasi itu, katanya, bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat Badui tentang potensi tanaman lokal sebagai sumber obat alami.
 
"Kami setelah memberikan edukasi juga melakukan pemeriksaan tekanan darah agar masyarakat Badui mampu mendeteksi dini dan menjaga pentingnya kesehatan," katanya.
 
Sementara itu, Dekan Fakultas Farmasi UI Arry Yanuar dalam sambutannya mengatakan, kolaborasi FF-UI dan TIKA itu diharapkan dapat memberikan dampak positif jangka panjang, baik dalam hal kesehatan masyarakat Badui maupun dalam pengembangan sumber daya alam lokal sebagai solusi kesehatan.
 
"Kami berharap dengan kerja sama itu dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.

Baca juga: Produksi padi gogo di Lebak pada Januari-Juni 2024 tembus 9.007 ton

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024