Penjabat Bupati Lebak Iwan Kurniawan bertekad terus menekan angka kemiskinan ekstrem di daerah itu melalui kolaborasi dengan berbagai pemangku jabatan, organisasi perangkat daerah (OPD), pengusaha, dan pihak swasta.
 
"Kita terus berupaya menurunkan angka kemiskinan ekstrem," kata Iwan di Rangkasbitung, Lebak, Sabtu.
 
Ia mengapresiasi tahun ini angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Lebak terus turun dari 10,29 persen menjadi 8,68 persen.
 
Pemerintah Kabupaten Lebak, menurut dia, menekan angka kemiskinan ekstrem dengan menggelontorkan anggaran Rp500,9 miliar tahun ini yang tersebar di berbagai kegiatan di 18 OPD.
 
Pengalokasian anggaran sebesar itu guna menunjang berbagai program pembangunan yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat, sehingga dapat menghapus kemiskinan ekstrem.

Baca juga: Atasi kemiskinan, Pemkab Lebak realisasikan 150 unit RTLH
 
Pemerintah Kabupaten Lebak melaksanakan berbagai program pembangunan di antaranya sarana prasarana infrastruktur jalan, perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH), penyediaan sarana air bersih, sanitasi, dan peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat.
 
Begitu juga memberikan pelatihan dan penyaluran bantuan terhadap pelaku UMKM guna menyerap lapangan pekerjaan. Selain itu juga peningkatan produktivitas pangan dan tangkapan ikan untuk mendukung swasembada pangan.
 
Selanjutnya, penyaluran bantuan sosial bagi penyandang disabilitas, termasuk fasilitas rumah singgah untuk keluarga pasien rujukan, dan paket kebutuhan bahan pokok untuk disabillitas terlantar serta bantuan bagi anak yang kurang mampu agar dapat melanjutkan pendidikan.
 
"Semua kegiatan OPD itu untuk penghapusan kemiskinan ekstrem, stunting dan menekan inflasi," katanya menjelaskan.

Baca juga: Pemkab Lebak bangun jalan Muncang-Panggarangan bebaskan kemiskinan
 
Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Lebak Irfan Sayutupika mengatakan pemerintah daerah membangun ruas jalan pedalaman Muncang-Panggarangan sepanjang 70 kilometer dengan harapan semakin menekan angka kemiskinan ekstrem.
 
Selama ini, ruas jalan tersebut berada di pelosok dengan jumlah warga yang kategori miskin yang cukup banyak.

Saat ini, kata dia, kegiatan ekonomi masyarakat di daerah itu bisa dilakukan selama 24 jam untuk memasarkan hasil komoditas pertanian, perikanan, dan perkebunan mereka ke luar daerah.
 
"Kami optimistis dampak keberadaan jalan itu dapat mendongkrak pendapatan ekonomi masyarakat," katanya menjelaskan.

Baca juga: Angka kemiskinan di Banten turun jadi 5,85 persen pertengahan 2024

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024