Bengkel mobil di Kabupaten Lebak, Banten menciptakan kemandirian untuk membantu pemerintah dengan menerima pelajar SMK jurusan otomotif yang magang juga anak putus sekolah guna memiliki kompetensi dan ketrampilan di bidang perbaikan kendaraan.
 
"Semua pelajar yang magang maupun anak putus sekolah di sini itu gratis," kata Maman (56), pemilik bengkel "Maman Dana Motor" Cibadak Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Minggu.
 
Menurut dia, pihaknya berawal ada kecenderungan banyak anak usia produktif di Kabupaten Lebak menganggur, karena tidak memiliki kompetensi dan ketrampilan diberbagai bidang.
 
Apabila, generasi bangsa itu tidak memiliki kemampuan dan keahlian dipastikan berdampak terhadap penyakit sosial di masyarakat juga menimbulkan kemiskinan ekstrem.

Baca juga: MUI Lebak ajak umat muslim boikot produk terafiliasi Israel
 
Dengan demikian, pihaknya yang mengelola bengkel kendaraan menerima para pelajar SMK jurusan otomotif di wilayah Kabupaten Lebak dan Kabupaten Serang.
 
Selain itu juga anak-anak putus sekolah untuk belajar perbengkelan kendaraan.
 
Sebab, sekarang ini populasi mobil setiap tahun bertambah hingga jutaan unit, sehingga peluang untuk generasi muda agar memiliki kompetensi keahlian dan keterampilan untuk perbaikan kendaraan tersebut.
 
"Kami merasa lega menerima informasi para alumninya yang belajar otomotif di sini hingga puluhan orang membuka perbengkelan di kampung halaman dan mereka hidup mandiri serta bisa menciptakan lapangan pekerjaan," kata Maman yang membuka bengkel kendaraan selama 22 tahun.

Baca juga: Legislator Lebak minta pemda tampung gabah petani guna penuhi pangan
 
Ia mengatakan, pembelajaran perbengkelan kendaraan dengan waktu selama tiga bulan dan langsung mendapat pembinaan dari mentor yang sudah teruji.
 
Bahkan, dirinya juga menjadi pengajar agar mereka bisa memilih kompetensi keahlian dan keterampilan.
 
Sistem pengajaran itu mulai teori untuk pengenalan teknologi kendaraan masing -masing merk juga praktek.
 
Namun, kebanyakan praktek agar mereka mampu menguasai perbaikan berbagai jenis kendaraan.
 
Perbaikan kendaraan itu, tentu mereka harus mampu menguasai tiga teknik dasar antara lain, pertama memiliki kompetensi di bidang bongkar mesin atau turun mesin.
 
Kedua menguasai tune up untuk proses pemeliharaan kendaraan agar berfungsi dengan baik dan ketiga fungsi kelistrikan kendaraan.

Baca juga: Dua nelayan Lebak ditemukan meninggal di laut Yogyakarta
 
Jika mereka sudah menguasai ketiga teknik dasar itu dipastikan mampu memperbaiki berbagai jenis kendaraan merk Jepang.
 
"Saya kira perbaikan kendaraan produksi Jepang tidak begitu rumit dan sulit dibandingkan Eropa," kata alumni STKP Setia Budhi Rangkasbitung.
 
Sementara itu, Ino (40) warga Rangkasbitung mengatakan dirinya merasa bersyukur setelah belajar perbaikan kendaraan di bengkel "Maman Dana Motor" tahun 1990-an dan kini membuka usaha perbengkelan dan menyerap tenaga kerja.
 
"Kami sekarang bisa hidup mandiri dan setiap hari 10 sampai 20 mobil ke sini untuk perbaikan kendaraan dan bisa menghasilkan pendapatan ekonomi antara Rp500 ribu hingga Rp1,5 juta per hari," katanya.

Baca juga: Harga beras medium pada tingkat pengecer di Lebak turun

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024