Sejumlah petani dataran rendah di Kabupaten Lebak, Banten hingga kini fokus mengembangkan tanaman sayuran menghadapi dampak perubahan iklim El Nino atau kekeringan.
"Sejak Mei 2023 lalu kami mengembangkan tanaman sayuran untuk menghindari kekeringan," kata Dede (60) seorang petani di Blok Kanaga, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak, Jumat.
Pengembangan tanaman sayuran dataran rendah tersebut guna menghindari dampak perubahan iklim El Nino yang puncaknya Agustus - September 2023.
Baca juga: Pemkab Lebak siagakan pompa untuk hadapi El Nino
Baca juga: Pemkab Lebak siagakan pompa untuk hadapi El Nino
Tanaman sayuran dataran rendah, seperti kacang panjang, ketimun, paria, oyong dan terung tidak memerlukan pasokan air banyak dibandingkan padi sawah.
Selain itu juga pertanian sayuran cukup menguntungkan, karena permintaan pasar cenderung meningkat.
Kebanyakan produksi sayuran itu sudah ditampung tengkulak untuk dipasok ke sejumlah Pasar Rangkasbitung, Pasar Induk Tanah Tinggi Kota Tangerang dan Pasar Kebayoran Jakarta.
"Kami lebih fokus menggeluti usaha budidaya tanaman sayuran," kata Dede.
Menurut dia, tanaman sayuran bisa menghasilkan pendapatan ekonomi rata -rata 45 hari setelah tanam, seperti ketimun, jagung, paria, kacang panjang dan oyong.
Namun, komoditas sayuran ketimun, kacang panjang, paria,oyong bisa dipanen antara 10-20 kali panen hingga produksi mencapai 15 sampai 20 ton.
Investasi untuk tanaman sayuran itu sekitar Rp30 juta per hektare dan bisa menghasilkan keuntungan bersih Rp60 juta/hektare.
"Setiap hari aneka sayuran kami ditampung tengkulak dengan harga relatif lumayan dan menguntungkan," katanya menjelaskan.
Jana (55) seorang petani dataran rendah warga Warunggunung, Kabupaten Lebak mengaku dirinya sejak tiga bulan terakhir ini mengandalkan ekonomi dari hasil pertanian sayuran.
Baca juga: Pemkab Lebak Banten apresiasi petani lakukan percepatan tanam 1.000 hektare
Baca juga: Pemkab Lebak Banten apresiasi petani lakukan percepatan tanam 1.000 hektare
Sebab, pertanian sayuran tidak membutuhkan pasokan air juga permintaan pasar cukup tinggi.
Mereka para tengkulak datang ke lokasi dengan menggunakan kendaraan untuk menampung sayuran.
"Kami setiap hari memasok satu ton aneka sayuran dengan harga Rp5.000/kg, sehingga bisa menghasilkan uang Rp5 juta," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Rahmat mengatakan petani yang tidak ada jaringan irigasi pada perubahan iklim El Nino lebih baik mengembangkan budidaya tanaman sayuran dataran rendah.
Selama ini, sentra tanaman sayuran yang bisa memenuhi permintaan Pasar Rangkasbitung, Tanah Tinggi Tangerang dan Kebayoran Jakarta dari Warunggunung.
Mereka petani di daerah itu sudah bisa menguntungkan dari usaha budidaya tanaman sayuran.
"Kami berharap petani yang tidak memiliki sumber air agar beralih ke tanaman sayuran guna menghindari kekeringan," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Petani dataran rendah di Lebak fokus kembangkan sayuran hadapi El Nino
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023