Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak, Banten, mengapresiasi petani melakukan gerakan percepatan tanam 1.000 hektare guna menghadapi dampak El Nino atau kekeringan.
 
"Kita terus berupaya untuk melakukan gerakan percepatan tanam sehingga dapat memenuhi ketersediaan pangan," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, Jumat.
 
Gerakan percepatan tanam di Kabupaten Lebak seluas 1.000 hektare pada Juli sesuai instruksi Kementerian Pertanian guna menghadapi perubahan dampak iklim, di mana ancaman kekeringan akibat El Nino yang berpotensi mengganggu ketersediaan pangan.
 
Karena itu, pihaknya mengajak petani melakukan gerakan percepatan tanam dan jika sudah memanen segera kembali melakukan tanam untuk mendukung program swasembada pangan dan peningkatan ekonomi masyarakat.

Baca juga: Harga sejumlah bahan pokok di Lebak relatif stabil
 
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi ancaman El Nino yang puncaknya pada Agustus - September 2023.
 
Fenomena El Nino itu dikhawatirkan berdampak terhadap ketersediaan air yang bisa mempengaruhi produktivitas pangan.
 
"Kami mempersiapkan pompa-pompa milik pemerintah daerah yang ada di kelompok tani agar digunakan jika terjadi kekeringan," kata Deni.
 
Ia mengatakan, selama ini gerakan percepatan tanam tentu manfaatnya cukup besar, selain musim panen merata juga dapat terhindar dari serangan hama.
 
Petani Kabupaten Lebak pada Agustus akan melakukan panen seluas 16.622 hektare dari musim tanam Mei lalu.

Produktivitas hasil panen itu rata-rata 6 ton gabah kering pungut (GKP)/hektare, sehingga menjamin ketersediaan pangan masyarakat relatif aman.
 
"Kami berharap perubahan dampak iklim kekeringan itu tidak menimbulkan kerawanan pangan," kata pria lulusan IPB itu.

Baca juga: Leuwidamar sebagai kampung moderasi beragama wujudkan persatuan
 
Sementara itu, Kelompok Tani Sukabungah Desa Tambakbaya Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak Ruhiana mengatakan melakukan percepatan tanam dinilai cukup diuntungkan menyusul curah hujan relatif tinggi sehingga dapat memenuhi persediaan air.
 
Pelaksanaan percepatan tanam padi di wilayah nya sudah berlangsung 15 hari setelah tanam (HST) seluas 150 hektare pada awal Juli.
 
Apalagi, kata dia, di daerah ini sejak tiga pekan terakhir hampir setiap hari dilanda hujan dengan intensitas sedang dan ringan.
 
"Kami dan petani di sini melakukan gerakan percepatan tanam karena masih mengandalkan curah hujan dan jika kekeringan dilakukan pompanisasi dengan menyedot air dari Sungai Ciujung," kata Ruhiana.

Baca juga: Dinas Perikanan sebar 200.000 benih ikan patin di Rancalentah

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023