Statistisi Ahli Madya BPS Provinsi Banten, Awang Pramila meminta kepada Pemkot Tangerang untuk mengevaluasi program yang dijalankan agar tidak sekedar bantuan saja tetapi diperkuat pemberdayaan untuk menekan angka penduduk miskin ekstrem.
"Karena bisa saja, mereka memiliki fisik yang lemah dan tidak memiliki kemampuan. Pastinya, sisa penduduk miskin ekstrem ini penanganannya akan lebih keras lagi, harus dengan program yang lebih luas lagi dan menyentuh akar permasalahan dari penduduk miskin ekstrem tersebut,” kata Awang usai acara kegiatan Forum Komunikasi Publik (FKP) Rancangan Rencana Pembangunan Daerah (RPD) Kota Tangerang Tahun 2024 - 2026 yang berlangsung di d'Prima Hotel, Kota Tangerang, Kamis
Baca juga: Polrestro Tangerang bedah rumah warga tak mampu di Pakuhaji Kecamatan
Tak hanya itu saja, Awang menambahkan jika program yang telah dijalani Pemkot dapat dilakukan lebih konsisten lagi, bahkan diperkuat dengan program baru lainnya maka angka penduduk miskin ekstrem di Kota Tangerang pada tahun depan bisa saja hilang. "Harus ditambah program lainnya yang lebih menyentuh secara langsung," ujarnya.
Ia menuturkan BPS mencatat penurunan penduduk miskin ekstrem Kota Tangerang cukup tinggi dibanding kota kabupaten lainnya di Provinsi Banten.
Angka penduduk miskin ekstrem di Kota Tangerang pada tahun 2022 alami penurunan dibandingkan tahun 2021 dari 1.61 persen menjadi 0.75 persen atau turun sebanyak 0,86 persen.
Angka tersebut diperoleh melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dirancang untuk mengumpulkan data sosial kependudukan yang relatif sangat luas atau dikenal sebagai survei tergolong besar.
“Sehingga, bisa dipastikan angka ini tergolong akurat dengan situasi yang ada di wilayah tersebut. BPS mencatat penurunan penduduk miskin ekstrem Kota Tangerang cukup tinggi dibanding kota kabupaten lainnya di Provinsi Banten. Ini bisa menjadi hitungan nyata, bahwa program yang dilaksanakan Pemkot Tangerang berjalan dengan baik,” ungkap Awang.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Kota Tangerang, Decky Priambodo menyatakan intervensi yang dilakukan Pemkot Tangerang dalam menurunkan angka penduduk miskin ekstrem di Kota Tangerang cukup banyak.
Selain fokus pada sektor Dinas Sosial (Dinsos) dengan beragam bantuan permakanan dan lainnya, Pemkot Tangerang juga menjaga harga pangan tidak naik dengan program Pasar Murah dan sebagainya.
Dalam dunia pendidikan, selain menyediakan infrastruktur yang memadai, program berkelanjutan dalam menunjang kualitas pendidikan pun terus digalakkan misalnya bantuan uang pangkal masuk sekolah swasta kepada 3.896 siswa, bantuan sekolah gratis di 298 SD dan 33 SMP, bantuan biaya operasional inklusif di 50 SDN dan 13 SMPN, bantuan SPP bulanan kepada 39.212 siswa SD dan SMP swasta dan negeri, bantuan biaya pendidikan jenjang perguruan tinggi kepada 298 mahasiswa, hingga insentif kepada 19.151 tenaga pendidik.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023
"Karena bisa saja, mereka memiliki fisik yang lemah dan tidak memiliki kemampuan. Pastinya, sisa penduduk miskin ekstrem ini penanganannya akan lebih keras lagi, harus dengan program yang lebih luas lagi dan menyentuh akar permasalahan dari penduduk miskin ekstrem tersebut,” kata Awang usai acara kegiatan Forum Komunikasi Publik (FKP) Rancangan Rencana Pembangunan Daerah (RPD) Kota Tangerang Tahun 2024 - 2026 yang berlangsung di d'Prima Hotel, Kota Tangerang, Kamis
Baca juga: Polrestro Tangerang bedah rumah warga tak mampu di Pakuhaji Kecamatan
Tak hanya itu saja, Awang menambahkan jika program yang telah dijalani Pemkot dapat dilakukan lebih konsisten lagi, bahkan diperkuat dengan program baru lainnya maka angka penduduk miskin ekstrem di Kota Tangerang pada tahun depan bisa saja hilang. "Harus ditambah program lainnya yang lebih menyentuh secara langsung," ujarnya.
Ia menuturkan BPS mencatat penurunan penduduk miskin ekstrem Kota Tangerang cukup tinggi dibanding kota kabupaten lainnya di Provinsi Banten.
Angka penduduk miskin ekstrem di Kota Tangerang pada tahun 2022 alami penurunan dibandingkan tahun 2021 dari 1.61 persen menjadi 0.75 persen atau turun sebanyak 0,86 persen.
Angka tersebut diperoleh melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dirancang untuk mengumpulkan data sosial kependudukan yang relatif sangat luas atau dikenal sebagai survei tergolong besar.
“Sehingga, bisa dipastikan angka ini tergolong akurat dengan situasi yang ada di wilayah tersebut. BPS mencatat penurunan penduduk miskin ekstrem Kota Tangerang cukup tinggi dibanding kota kabupaten lainnya di Provinsi Banten. Ini bisa menjadi hitungan nyata, bahwa program yang dilaksanakan Pemkot Tangerang berjalan dengan baik,” ungkap Awang.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Kota Tangerang, Decky Priambodo menyatakan intervensi yang dilakukan Pemkot Tangerang dalam menurunkan angka penduduk miskin ekstrem di Kota Tangerang cukup banyak.
Selain fokus pada sektor Dinas Sosial (Dinsos) dengan beragam bantuan permakanan dan lainnya, Pemkot Tangerang juga menjaga harga pangan tidak naik dengan program Pasar Murah dan sebagainya.
Dalam dunia pendidikan, selain menyediakan infrastruktur yang memadai, program berkelanjutan dalam menunjang kualitas pendidikan pun terus digalakkan misalnya bantuan uang pangkal masuk sekolah swasta kepada 3.896 siswa, bantuan sekolah gratis di 298 SD dan 33 SMP, bantuan biaya operasional inklusif di 50 SDN dan 13 SMPN, bantuan SPP bulanan kepada 39.212 siswa SD dan SMP swasta dan negeri, bantuan biaya pendidikan jenjang perguruan tinggi kepada 298 mahasiswa, hingga insentif kepada 19.151 tenaga pendidik.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023