Jakarta (ANTARA) - Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko mengejek pandangan idealis yang bangga tidak masuk dalam sistem politik.
Bagi Budiman, mempertahankan idealisme dengan cara tidak ikut aktif di dalam sistem politik berarti mengizinkan diri bersekutu dengan kejahatan.
"Jadi kalau ada orang idealis di luar sistem merasa bangga, jadi sudah melayani kepentingan yang jahat," ujar Ketua Inovator 4.0 itu kepada milenial saat acara refleksi demokrasi akhir tahun 2019 di Condet Jakarta Timur, Sabtu.
Ia menambahkan, jika orang jahat itu sangat senang ketika orang-orang idealis berada di luar sistem. Ia mengibaratkan dalam sebuah pertandingan sepakbola.
Ketika orang memilih bertahan dengan idealisme dengan cara menolak masuk ke dalam sistem politik, artinya dia hanya bermain bertahan dan mengizinkan dirinya untuk diserang lawan yang bermain untuk memenangkan pertandingan.
"Kamu bahagia kalau kesebelasan yang kamu dukung tidak bisa memasukkan gol asal tidak kebobolan? Perjuangan efektif sebenarnya itu tentang memasukkan gol ke gawang lawan, bukan menjaga gawang tidak kebobolan," kata Budiman.
Ia menyebut orang yang bangga mempertahankan idealisme tanpa mau mencoba masuk ke dalam sistem politik adalah orang yang membuat pertandingan hidup tidak menarik.
Orang idealis seperti itu berarti tidak mau mencoba mewujudkan idealismenya dengan membangun peradaban yang lebih baik.
Dalam kondisi tertentu, hal itu akan dimanfaatkan orang-orang jahat untuk membangun peradaban tidak baik karena orang-orang idealis tidak mampu berbuat apa-apa.
"Ingat ya, koruptor, penjahat, diktator itu bahagia kalau orang idealis di luar sistem," kata aktivis 98 itu.
Politisi PDI ejek idealis yang tidak berani masuk sistem politik
Minggu, 22 Desember 2019 7:27 WIB
Jadi kalau ada orang idealis di luar sistem merasa bangga, jadi sudah melayani kepentingan yang jahat