Tangerang (ANTARA) - Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Serang bekerjasama dengan PT Angkasa Pura II melakukan peresmian Display Promosi Gerabah produksi Desa Bumijaya, Kecamatan Ciruas, di Terminal 2 F Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Selasa.
Peresmian dilakukan dengan pengguntingan pita oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Serang, Tubagus Entus Mahmud Sahiri, didampingi Kepala Diskoperindag Abdul Wahid, Deputi Airport Service Fasility PT Angkasa Pura II Hufron Kurniadi, dan Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Banten Eneng Nurcahyati.
Entus mengaku bangga dengan dipamerkannya hasil produksi gerabah Bumijaya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta). Menurutnya, akan banyak dilihat masyarakat dalam negeri maupun luar negeri.
“Ini suatu kebanggaan baik pribadi dan Pemerintah Kabupaten Serang,” ujarnya.
Entus mengatakan, Gerabah Bumijaya selama ini sudah masuk sampai mancanegara, diantaranya Korea dan Eropa. Dalam setiap ekspor sebanyak satu kontainer. Namun, pemasarannya tidak langsung melalui Bumijaya, tetapi dari Bali.
“Kalau ekspor dari Bumijaya langsung belum. Jadi pemasaran gerabah selama ini jauh dari tempat aslinya yaitu melalui Bali,” ujarnya.
Entus menjelaskan, dengan ekspor melalui Bali, masyarakat Bumijaya mengirim bahan baku berupa tanah liat dan pengrajinnya ke Bali.
“Jadi dibanding tanah dikirim ke Bali, toh pengrajin ada di kita, lebih baik kita langsung yang memasarkannya,” kata Entus.
ia menambahkan, dengan dipamerkannya di Bandara Soetta, diharapkan bisa membantu pemasaran dan mengundang langsung wisatawan atau peminat gerabah datang ke Bumijaya.
“Kami meyakini bahwa sarana ini akan mengangkat pemasaran produksi masyarakat Bumijaya. Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang,” ungkapnya.
Entus menilai, gerabah Bumijaya memiliki keunggulan tanah liatnya lebih bagus ketimbang gerabah dari daerah lain, salah satunya dari Bantul.
“Tanah liat dari Bumijaya, tingkat pembakarannya tidak perlu diolah dengan mesin. Kalau di luar harus diolah dengan mesin. Ini salah satu keunggulan gerabah Bumijaya tanahnya bagus,” katanya.
Selain itu, pengrajin dari Bumijaya mempertahankan nilai-nilai klasik tradisional. Motifnya didesain modern tanpa mengubah kearifan lokal.
“Gerabah Bumijaya merupakan kearifan lokkal sejak Zaman Kesultanan Banten abad ke 15,” ujar Entus.
Deputi Airport Service Fasility PT Angkasa Pura II Hufron Kurniadi mengatakan, bahwa event-event ini bagian dari promosi sehingga bisa menjadikan wisatawan akan lebih tertarik lagi.
“Apalagi dengan ikon-ikon cukup unik ini seperti gerabah Bumijaya menjadi bagian dari promosi,” ujarnya.
Dengan dipamerkannya Gerabah Bumi Jaya di Terminal 2 F pemberangkatan ini, sebut Hufron, juga menjadi bagian promosi yang secara tidak langsung berdampak keingintahuan dari para penumpang.
“Sehingga lebih penasaran. Ada potensi mengunjungi baik event dan pariwisata di Kabupaten Serang,” katanya.