Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyebut pengembangan kendaraan listrik dan bahan bakar minyak berbasis minyak kelapa sawit merupakan upaya pemerintah dalam melakukan diversifikasi sumber energi.
"Ya, (itu) sangat diversifikasi. Itu juga menyangkut pada aspek lingkungan," katanya di kediamannya di Jakarta, Kamis.
Seperti diketahui, pemerintah saat ini tengah melakukan upaya untuk terus mengembangkan kendaraan listrik, mulai dari menyusun peraturan hingga mendukung investasi di bidang itu. Terlebih, Indonesia memiliki potensi mineral seperti nikel dan kobalt.
Pemerintah, di sisi lain, juga tengah menggenjot program untuk meningkatkan pemanfaatan bahan bakar minyak berbasis minyak kelapa sawit.
Selain untuk menekan impor bahan bakar minyak, hal itu juga dilakukan agar komoditas utama tersebut lebih banyak terserap di dalam negeri di tengah fluktuasi harga dunia.
Menurut Luhut, upaya yang dilakukan pemerintah itu tidak akan berdampak negatif. Pasalnya, kedua sumber energi itu dinilai memiliki pasar yang berbeda.
"Segmen pasarnya mungkin beda-beda ya. Kalau di perkebunan mungkin lebih banyak yang akan pakai mobil solar ini," ujarnya.
Mantan Menko Polhukam itu juga menambahkan upaya diversifikasi sumber energi sebagai pengganti BBM memang harus segera dilakukan.
"Kalau saya tidak keliru, 2024 kita akan butuh 1,8 juta barel BBM sementara produksi kita hanya 800 ribu barel per hari. Jadi kita harus kompensasi dari mana saja, energi baru terbarukan, listrik, apa saja. Kalau tidak ya kita energinya darimana," tukasnya.
Menteri Luhut: listrik dan sawit upaya Indonesia diversifikasi sumber energi
Kamis, 30 Mei 2019 20:00 WIB
Pemerintah saat ini tengah melakukan upaya untuk terus mengembangkan kendaraan listrik, mulai dari menyusun peraturan hingga mendukung investasi di bidang itu. Terlebih, Indonesia memiliki potensi mineral seperti nikel dan kobalt.