Serang (ANTARA) - Gubernur Banten Andra Soni memastikan pemerintah provinsi setempat akan menindaklanjuti kebutuhan paling mendesak nelayan di pesisir Tangerang, terutama terkait layanan darurat di laut, perbaikan fasilitas Tempat Pelelangan Ikan (TPI), dan penataan jalur tambat kapal.
“Setelah kami datang, harus ada perubahan nyata. Minimal para kepala dinas bisa menindaklanjuti langsung kebutuhan seperti BBM, sanitasi TPI, dan layanan darurat bagi nelayan,” ujar Andra Soni dalam keterangannya di Kota Serang, Jumat.
Andra Soni sempat berdialog di atas kapal nelayan di perairan Kronjo, Kamis (16/10).
Baca juga: Gubernur Banten tindak lanjuti aspirasi nelayan soal pendangkalan-BBM
Pemprov Banten bersama Pemkab Tangerang, kata Andra, akan segera menyiapkan ambulans khusus nelayan untuk lima wilayah pesisir, termasuk Kronjo dan Pakuhaji.
Selain itu, akan dilakukan perbaikan TPI agar lebih higienis dan penataan ulang alur tambat kapal guna menjamin keselamatan serta kenyamanan aktivitas nelayan.
Langkah itu, juga dibarengi dengan rencana memperluas akses Koperasi Desa Kelurahan Merah Putih (KDKMP) agar bisa menjangkau nelayan kecil. Pendataan ulang nelayan akan dipercepat sebagai dasar pemberian bantuan, perlindungan usaha, dan skema pembiayaan yang lebih adil.
“Kita ingin kebijakan kelautan dan perikanan benar-benar menyentuh masyarakat. Nelayan harus merasa terlindungi, mendapatkan akses yang mudah, dan bisa bekerja dengan tenang,” ujar Andra Soni.
Baca juga: Gubernur Andra ajak nelayan jaga warisan budaya pesisir Banten Selatan
Dialog antara Gubernur dan para nelayan berlangsung di atas kapal yang berlayar di perairan Kronjo. Dalam pertemuan tersebut, nelayan menyampaikan sejumlah keluhan, mulai dari keberadaan tongkang batu bara milik PLTU Lontar yang kerap berlabuh sembarangan hingga kondisi TPI yang kurang higienis.
Menurut Khaerus, perwakilan nelayan Kronjo, tongkang PLTU sering merusak jaring dan mencemari laut.
“Semenjak PLTU berdiri belum ada CSR untuk nelayan. Kadang tongkang berlabuh di malam hari tanpa lampu, sehingga sulit terlihat dan berisiko menabrak kapal nelayan,” ujar dia.
Sementara Sukardi, nelayan Pakuhaji, menambahkan bahwa TPI Cituis perlu segera diperbaiki karena lokasinya berdekatan dengan area parkir dan tidak mendukung aktivitas bongkar muat ikan. “Kami juga sangat membutuhkan ambulans khusus nelayan agar penanganan kecelakaan di laut bisa lebih cepat,” ujarnya.
Baca juga: Gubernur Banten dorong forum dialog nelayan untuk bahas solusi perikanan
Ketua DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Banten Neneng Sri Hastuti Handayani mengapresiasi kepedulian Gubernur Banten yang turun langsung menemui nelayan.
“Kehadiran Gubernur di lapangan memberi semangat baru bagi kami. Nelayan di Tangerang sangat berharap perhatian dari Pemprov Banten,” katanya.
Dalam kunjungan tersebut, Gubernur Andra Soni didampingi Ketua HNSI Banten, perwakilan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Ditjen Perhubungan Laut, BBWS Ciliwung Cisadane, Dirpolairud Polda Banten dan Metro Jaya, serta Sekda Kabupaten Tangerang Soma Atmaja. Ia juga membawa sejumlah kepala dinas teknis untuk menindaklanjuti langsung setiap persoalan nelayan di lapangan.
Baca juga: Nelayan kritik revisi tata ruang Banten, ubah zona hijau jadi industri
