Lebak (ANTARA) - Sekolah Rakyat Lebak Terpadu 36 Kabupaten Lebak, Banten mulai menerapkan kurikulum matrikulasi atau masa persiapan setelah menjalani masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) selama dua pekan.
Kepala Sekolah Rakyat Terpadu 36 Kabupaten Lebak Tuti Sugiarti di Lebak, Senin, mengatakan pihaknya saat ini melaksanakan kurikulum matrikulasi selama tiga bulan ke depan untuk mengetahui standar kemampuan siswa sebelum dilakukan kurikulum nasional.
Para siswa Sekolah Rakyat Terpadu 36 untuk jenjang dasar sebanyak 25 siswa dan menengah pertama 25 siswa, menjalani tiga kurikulum, yakni kurikulum matrikulasi, kurikulum nasional, dan kurikulum berasrama, sehingga berbeda dengan sekolah umum.
"Saya kira Sekolah Rakyat Terpadu itu tidak dilakukan seleksi, sehingga kurikulum matrikulasi sangat penting agar siswa memiliki kepercayaan diri, mentalitas yang kuat, akademik, sosial, dan karakter," ujarnya.
Baca juga: Gedung Sekolah Rakyat di Lebak ditargetkan rampung 2026
Menurut dia, kurikulum matrikulasi itu untuk memberikan diagnosis agar siswa mampu membaca, menghitung juga mengenal penggunaan komputer, memahami bahasa Inggris, matematika, dan lainnya. Sebab, kemampuan siswa tentu berbeda-beda, sehingga dengan masa persiapan itu dapat memudahkan untuk proses belajar selanjutnya.
"Kita menerapkan kurikulum matrikulasi agar siswa siap untuk mengikuti pembelajaran," katanya.
Ia mengatakan Sekolah Rakyat Terpadu 36 berlokasi di Balai Latihan Kerja (BLK) milik pemerintah daerah dengan sistem sekolah berasrama (boarding school).
Saat ini, jumlah tenaga pendidik Sekolah Rakyat Terpadu 36 Kabupaten Lebak sebanyak 12 guru sudah mengantongi sertifikat Pendidikan Profesi Guru (PPG). Sedangkan jumlah wali asuh sebanyak 10 orang. Satu wali asuh menangani 10 siswa di asrama.
"Tugas wali asuh nantinya bisa memecahkan persoalan mata pelajaran bersama siswa untuk perbaikan nilai maupun pembentukan karakter," katanya.
Baca juga: Bupati Lebak: Sekolah Rakyat cetak generasi cerdas dan berkarakter
Ia mengatakan pihaknya menjamin Sekolah Rakyat Terpadu terbebas dari bullying (perundungan), intoleransi, dan harassment (pelecehan). Kemudian, para guru, kepala sekolah, dan tenaga pendidik sudah diberikan pembekalan agar menciptakan suasana sekolah yang aman dan kondusif.
Para siswa Sekolah Rakyat Terpadu 36 itu dari kalangan anak-anak keluarga dengan kriteria Desil 1 dan 2, sesuai data sosial ekonomi nasional (DSEN).
"Kami minta siswa belajar terfokus dan terkonsentrasi untuk memiliki ilmu untuk bekal masa depan mereka," katanya.
Sementara itu, Muhammad Dahlan, siswa Sekolah Rakyat Terpadu 36 jenjang SMP Kabupaten Lebak mengaku dirinya senang setelah dua pekan tinggal di asrama Sekolah Rakyat, karena teman-temannya baik dan bisa belajar bersama.
"Kami senang bisa sekolah di sini, karena belajar nyaman dan aman, juga mendapatkan tiga kali makan dalam sehari dan dua kali makanan ringan," katanya.
Baca juga: Dinsos Kota Serang buka pendaftaran isi kekosongan siswa Sekolah Rakyat
