Tangerang (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang, Banten, optimalkan layanan pengawasan pangan secara mandiri untuk memastikan jajanan anak yang beredar sehat dan aman dikonsumsi siswa.
Kepala Dinkes Kota Tangerang Dini Anggraeni di Tangerang, Jumat ,mengatakan kegiatan difokuskan pada pengambilan serta pemeriksaan sampel pangan jajanan anak yang beredar di lingkungan sekolah.
Apabila dalam pengujian ditemukan adanya bahan kimia berbahaya, kata dia, Dinas Kesehatan siapkan langkah berupa pembinaan persuasif kepada para pedagang kantin.
Selain itu pedagang juga diminta membuat surat pernyataan agar tidak lagi menjual pangan yang terbukti mengandung bahan berbahaya.
“Kami tidak langsung melakukan penindakan, namun lebih mengedepankan edukasi. Pembinaan ini kami harap bisa menyadarkan para pedagang agar lebih memperhatikan keamanan pangan yang mereka jual kepada anak-anak,” katanya.
Baca juga: Dinkes Kota Tangerang sudah layani 4.051 calon pengantin skrining kesehatan
Sementara itu permohonan pengawasan pangan oleh sekolah bisa disampaikan melalui kanal resmi, seperti email, aplikasi LAKSA, maupun media sosial Dinkes Kota Tangerang.
"Kami terbuka untuk sekolah jenjang SD, SMP maupun SMA. Tujuannya adalah memastikan pangan yang dikonsumsi anak sehat,” katanya.
Pengelola Keamanan Pangan Segar dan Pangan Jajanan Anak Sekolah pada Dinkes Kota Tangerang Anna Lelyana mengatakan pada hari ini kegiatan pengawasan dilaksanakan di kantin SD Negeri Cipondoh 3
Jenis pangan yang diambil antara lain gorengan seperti sosis, otak-otak, martabak, lumpia, hingga makanan kemasan dengan warna mencolok yang terindikasi mencurigakan
Seluruh sampel makanan tersebut kemudian diuji menggunakan tes kit cepat untuk mendeteksi kemungkinan kandungan bahan berbahaya
“Biasanya dalam pengujian seperti ini, petugas mengidentifikasi adanya formalin, boraks, serta pewarna tekstil berbahaya seperti metanil yellow dan rodamin B,” katanya.
Baca juga: Dinkes Kota Tangerang uji kualitas air di rumah warga guna cegah penyakit
