Lebak (ANTARA) - Sejumlah perajin kopi di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten dapat menumbuhkan ekonomi baru bagi masyarakat pedesaan mulai petani, buruh pemetik hingga pedagang pengecer.
"Kita memproduksi kopi bubuk bisa mencapai empat kuintal per Minggu," kata Alit, perajin kopi "Leuit Badui" di Kabupaten Lebak, Selasa.
Produksi kopi bubuk Leuit Badui itu didatangkan dari petani di berbagai daerah di Lebak jenis kopi Arabika dengan harga kering Rp120 ribu per kilogram (Kg).
Pihaknya merintis usaha produksi kopi dari tahun 2017 hingga sekarang masih bertahan, bahkan bisa menyerap tenaga kerja empat orang.
Pemasaran kopi bubuk kemasan berbagai ukuran itu dengan sistem keliling atau "nganpas" ke wilayah Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang.
"Kami bisa menghasilkan omzet pendapatan rata-rata Rp50 juta per bulan," katanya menjelaskan.
Baca juga: Peraih gelar juara dunia barista canangkan gerakan hidup bersama kopi
Begitu juga perajin kopi lainnya, Maman Sahroni mengatakan pihaknya memproduksi kopi bubuk itu melibatkan komunitas Kasepuhan Adat Pasir Eurih Kecamatan Sobang Kabupaten Lebak dengan merk "Kompak".
Produksi kopi bubuk itu sudah berlangsung beberapa tahun dan mampu menciptakan kemandirian ekonomi baru bagi masyarakat pedesaan dan membuka lapangan pekerjaan.
Usaha produksi kopi di Kasepuhan Pasir Eurih cukup potensial menumbuhkan perekonomian masyarakat, karena di dukung bahan baku di daerah itu yang melimpah.
Produksi kopi bubuk menguntungkan, karena memiliki nilai jual tinggi dan bisa menciptakan lapangan pekerjaan.
Saat ini, pemasaran kopi bubuk merk "Kompak" sudah beredar di wilayah Kabupaten Lebak dan berdasarkan para penikmat kopi dari Jakarta memiliki kualitas juga beraroma.
Produksi kopi merk "Kompak" itu lebih selektif dilakukan penyortiran dan hanya gabah kopi yang sudah matang dan berwarna merah.
Baca juga: Doesoen Kopi Sirap berhasil perluas jangkauan pasar hingga mancanegara
Saat ini, produksi kopi bubuk "Kompak" dijual eceran dengan berat seperempat kilogram dijual Rp20 ribu dan jika satu kilogram Rp60 ribu.
"Kami memasarkan produk kopi bubuk juga melalui online ke media sosial," kata pria lulusan sarjana pendidikan itu.
Pelaksanan tugas (Plt) Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Imam Suangsa mengatakan pemerintah daerah mengapresiasi perajin kopi dapat menumbuhkan ekonomi baru bagi masyarakat pedesaan.
Pemerintah daerah memfasilitasi proses perizinan, sertifikasi halal serta terdaftar pada BPOM dan Dinkes setempat juga pemasangan barcode.
Selain itu juga pihaknya kerapkali mempromosikan melalui pameran di daerah maupun luar daerah, seperti Jakarta, Bogor dan Tangerang.
"Kami setiap tahun memfasilitasi dan bantuan terhadap perajin kopi sebanyak 40 unit usaha," katanya.
Baca juga: Pemprov Banten sebut budidaya kopi tingkatkan perekonomian masyarakat