Lebak (ANTARA) - Sejumlah warga Kabupaten Lebak, Banten merasa senang distribusi gas LPG tiga kilogram kembali ke warung pengecer setelah beberapa pekan terakhir terjadi kelangkaan.
"Kami berharap pendistribusian gas melon tetap di warung -warung pengecer untuk memudahkan mendapatkan," kata Yayah (56) warga Komdik Rangkasbiting Kabupaten Lebak, Selasa.
Masyarakat Rangkasbitung Kabupaten Lebak sejak dua pekan kesulitan untuk mendapatkan pasokan gas bersubsidi tiga kilogram.
Biasanya, gas tersebut di warung -warung pengecer, namun menghilang, karena adanya kebijakan baru yang penjualan harus melalui agen resmi.
Oleh karena itu, pihaknya meminta pemerintah agar pendistribusian LPG tiga kg tetap di warung pengecer, namun diperketat pengawasannya.
"Kami hari ini membeli gas elpiji tiga kg di warung pengecer Rp20 ribu dari sebelumnya Rp23 ribu," kata Yayah.
Baca juga: Stok LPG 3 kg cukup, Disperindag Lebak imbau warga tak panik
Begitu juga Nisa (25) warga Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengatakan, dirinya merasa senang setelah mendapatkan gas melon di warung pengecer, karena sudah satu pekan untuk keperluan makan dan minum keluarga dengan membeli di warung nasi.
Saat ini, dirinya sudah membeli gas elpiji tiga kg dan dipastikan kembali memasak untuk konsumsi keluarga.
"Kami berharap tidak terjadi lagi kelangkaan gas melon hingga mencari menggunakan sepeda motor kemana-mana tidak menemukan," katanya.
Baca juga: Warga protes pada Menteri Bahlil atas penarikan LPG dari pengecer
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak Yani mengatakan, saat ini pendistribusian LPG tiga kg kembali normal mulai dari pangkalan, agen dan warung pengecer.
Untuk harga gas elpiji tiga kg dijual sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang diperkuat pada Perbup No.3 Tahun 2023 dengan harga Rp.19.000 (zona 1) dan Rp19.500 (zona 2).
"Kami menjamin persediaan gas elpiji tiga kg relatif aman dan terpenuhi permintaan masyarakat," katanya.
Baca juga: 375.000 pengecer naik status jadi subpangkalan LPG 3 kg