Jakarta (ANTARA) - Tunggal putra Indonesia Jonatan Christie mengaku kurang sabar saat menghadapi pemain unggulan Thailand Kunlavut Vitidsarn pada babak final Indonesia Masters 2025 di Istora Senayan Jakarta, Minggu.
Pada partai puncak tersebut, sang unggulan ketiga harus kandas di tangan Vitidsarn melalui rubber game dengan skor 21-18, 17-21, 18-21.
“Memang Kunlavut bermain sangat baik, sangat sabar, dia coba lebih tenang lagi dan benar-benar berusaha untuk tidak gampang mati sendiri. Di pertengahan gim ketiga, dia benar-benar berusaha menahan, bahkan saat reli-reli panjang,” kata Jonatan dalam jumpa pers setelah pertandingan.
Baca juga: Sakit, Gregoria Mariska putuskan mundur dari Indonesia Masters 2025
Juara Asia 2024 itu juga mengakui bahwa senar raket yang putus di poin-poin krusial membuatnya cukup kesal.“Iya, senar (raket) putus, itu membuat saya cukup kesal dan emosi karena itu terjadi di poin krusial. Dua kali senar raket putus, sehingga jadinya bola tersangkut,” kata Jonatan.
Lebih lanjut, saat ditanya mengenai kesulitannya di arena, juara All England 2024 itu mengatakan ada pengaruh dari kondisi lapangan yang membuatnya cukup kagok. Namun, ia tidak ingin menjadikan itu alasan penyebab kekalahan.
“Tapi, seharusnya Kunlavut juga merasakan hal yang sama, maka dari itu, hal itu tidak bisa menjadi alasan. Kunlavut bermain sangat baik, baik dari defense dan serangan, dan dia juga sabar. Dia pantas untuk menjadi juara kali ini,” ujar Jonatan.
Sementara itu, tuan rumah pulang dengan nol gelar pada turnamen BWF Super 500 Indonesia Masters edisi kali ini.
Selain Jonatan, ganda putra unggulan pertama Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto juga menelan kekalahan dari pasangan Malaysia Man Wei Chong/Kai Wun Tee melalui dua gim langsung 11-21, 19-21.
Baca juga: Rasanya senang bisa akhiri karir di Istora, Hendra Setiawan