Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Binong Kecamatan Maja Kabupaten Lebak, Banten mengembangkan budi daya tanaman jagung seluas 100 hektare untuk mendukung swasembada pangan dan pendapatan ekonomi.
"Kita menanam jagung itu untuk memenuhi permintaan perusahaan peternakan unggas," kata Ketua Gapoktan Binong Kabupaten Lebak H Hadi di Rangkasbitung, Lebak, Kamis.
Pengembangan budi daya tanaman jagung dilakukan secara pribadi juga ditambah anggota petani lainnya.
Diperkirakan ratusan hektare petani di wilayahnya yang mengembangkan budi daya tanaman jagung untuk mendukung program swasembada pangan juga pendapatan ekonomi masyarakat setempat.
Sebab, dirinya mengembangkan budi daya tanaman jagung seluas 100 hektare dengan melibatkan pekerja buruh tani hingga 20 orang.
Baca juga: Distan Provinsi Banten minta gapoktan perkuat kelembagaan kelompok tani
Baca juga: Distan Provinsi Banten minta gapoktan perkuat kelembagaan kelompok tani
Selama ini, kata dia, pengembangan budi daya tanaman jagung miliknya itu dari target 100 hektare baru terealisasi sekitar 30 hektare.
Karena itu, pihaknya menargetkan akhir November 2024 sudah rampung tanam jagung seluas 100 hektare.
"Kami melakukan pekerjaan tanam jagung menggunakan penerapan teknologi traktor," katanya menjelaskan.
Ia mengatakan, dirinya mengembangkan usaha pertanian jagung bisa dilakukan dua kali tanam dalam setahun di lahan milik perusahaan developer perumahan.
Lahan seluas 100 hektare itu dengan sistem sewa kepada perusahaan pemilik lahan tersebut.
Produksi jagung jenis jagung hibrida bisa dipanen dengan waktu 80-90 hari setelah tanam.
Jagung yang ditanam itu jenis benih berkualitas dan unggul serta bisa mencapai produktivitas 8 ton jagung kering per hektare.
Baca juga: Polres Serang ungkap kasus korupsi bantuan sapi dari Kementan
Baca juga: Polres Serang ungkap kasus korupsi bantuan sapi dari Kementan
Benih varietas unggul itu di antaranya NK 007 dari Syngenta, Pioneer P27 dan Simetal dari Cap Kapal Terbang.
Pengalaman panen jagung September 2024 lalu, kata dia, produktivitas rata-rata 8 ton kering per hektare dengan harga Rp5.000 per kilogram maka bisa menghasilkan pendapatan Rp40 juta per hektare.
Namun, jika seluas 5 hektare dengan pendapatan Rp40 juta per hektare maka total Rp200 juta per musim.
"Kami berharap tanam jagung seluas 100 hektare bisa dipanen Februari 2025," katanya menjelaskan.
Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan pihaknya produksi jagung dari Januari sampai Oktober 2024 tercatat sebanyak 17.524 ton dan bisa membantu ketersediaan pangan juga menggulirkan perputaran uang hingga miliaran rupiah jika harga jagung kering Rp5.000 per kilogram.
Para petani jagung menjadi andalan ekonomi karena pangsa pasarnya cukup mudah untuk kebutuhan perusahaan peternakan unggas.
Saat ini, sentra jagung di Kabupaten Lebak hampir tersebar di 28 kecamatan sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat.
"Kami terus mendorong petani memanfaatkan lahan yang tidak produktif atau lahan tidur untuk dimanfaatkan tanaman jagung sehingga dapat memenuhi permintaan pasar," katanya.