Serang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang, Banten melibatkan para alim ulama tersebar di 29 kecamatan untuk peduli terhadap pengendalian inflasi di daerah setempat, salah satunya melalui gerakan ulama peduli inflasi.
Ia mengatakan tiga penyebab inflasi, yakni tidak adanya keseimbangan antara suplai dan permintaan, kenaikan biaya produksi, dan ekspektasi atau spekulan.
Baca juga: Sektor konstruksi dominasi laju pertumbuhan ekonomi Banten Triwulan III
Ia mencontohkan masyarakat atau para santri menanam cabai merah atau memelihara domba, ternak ikan, atau ayam guna pengendalian inflasi di daerah itu.
Ia menyebut adanya 20 komoditi penyebab inflasi di daerah itu, akan tetapi komoditi paling sering bergejolak meliputi beras, cabai, bawang, daging ayam, daging sapi, telur, dan susu kaleng.
Baca juga: Dua kelompok pengeluaran beri andil inflasi di Banten pada Oktober
"Karena kalau komoditas itu bahan pokoknya dari luar, pasti harganya akan lebih tinggi karena butuh transportasi untuk distribusinya. Makanya bagaimana masyarakat bisa mencukupi kebutuhan sendiri, contohnya cabai rawit dari hasil menanam sendiri," katanya.
Ia menjelaskan jika masyarakat tidak mengetahui cara budi daya tanaman maka Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) akan mengirimkan para penyuluh pertanian untuk memberikan pengetahuan tata cara bercocok tanam.
Begitu juga, katanya, untuk sektor perikanan akan diturunkan penyuluh dari Dinas Perikanan (Diskan) untuk warga yang mengembangkan budi daya perikanan.
Baca juga: Pemprov Banten cari titik keseimbangan kendalikan inflasi sejumlah komoditas