Tangerang (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang, Banten memberikan pendampingan penuh mulai dari kesehatan, psikologis dan juga pendidikan bagi korban dugaan pencabulan yang dilakukan oleh oknum pengasuh panti asuhan di wilayah Kunciran Indah.
"Anak-anak yang menjadi korban kini berada di bawah pengawasan Rumah Perlindungan Sosial (RPS), dengan pemeriksaan kesehatan dan pengamanan yang telah dilakukan," kata Penjabat Wali Kota Tangerang Dr. Nurdin saat meninjau Rumah Perlindungan Sosial di Neglasari, Jumat.
Ia menuturkan saat ini anak-anak sudah merasa lebih nyaman seperti tadi telah menonton TV dan beradaptasi dengan lingkungan baru di RPS.
Baca juga: Pemkot Tangerang pindahkan penghuni panti asuhan atas dugaan pelecehan
Pj Wali Kota, menjelaskan, proses penyelidikan kasus ini memerlukan waktu yang cukup panjang, karena butuh pengumpulan bukti-bukti yang lengkap.
"Kami terus menelusuri dan melengkapi bukti-bukti. Baru pada bulan September ini, berkas kasusnya lengkap dengan bukti-bukti yang diperlukan. Setelah semua proses penyelidikan dan asesmen selesai, Pemkot akan memutuskan langkah selanjutnya," ujarnya.
Sementara itu apabila anak - anak tersebut tidak memiliki orang tua, Pemkot akan tempuh cara yang lain atau menitipkan ke panti yang memiliki izin resmi.
"Namun, untuk keselamatan dan kenyamanan mereka, kami pindahkan ke sini. Dan Pemkot juga akan terus memberikan pengawasan melalui satgas perlindungan anak," ujarnya.
Baca juga: Pemkot Tangerang beri pendampingan kasus pelecehan hingga anak beraktifitas
Di sisi lain, DP3AP2KB Kota Tangerang memberikan pendampingan trauma healing kepada 12 anak penghuni panti asuhan yang kini sudah berada dalam pengawasan Rumah Perlindungan Sosial (RPS).
Ketua Tim Kerja Advokasi Perlindungan Perempuan dan Anak DP3AP2KB Kota Tangerang Titto Chairil Yustiadi menyatakan anak-anak dalam kondisi sehat. Namun, usai dilakukan pemindahan dari panti asuhan ke RPS yang diketahui ditonton banyak warga, maka pagi tadi dilakukan pendampingan trauma healing.
“Dalam hal ini, DP3AP2KB Kota Tangerang mendapatkan Satgas UPTD PPA Kota Tangerang untuk melakukan aktivitas storytelling atau bercerita. Alhamdulillah, anak-anak dalam kondisi baik, aktif dan saling menjaga satu sama lain,” tutur Tito.
Baca juga: KemenPPA sebut kasus asusila anak di tanah air masih tinggi
Ia pun menjelaskan, dalam storytelling ini DP3AP2KB Kota Tangerang berupaya mengurangi gejala depresi, kecemasan atau gangguan stress pada anak-anak usai kejadian ini. Para petugas juga berupaya melakukan pendekatan, untuk berupaya memahami pikiran, perasan ataupun pengalaman yang anak-anak alami.
“Kami berupaya membingkai ulang ingatan anak-anak dengan cara yang sehat dan meningkatkan kesehatan mereka secara terukur. Hasilnya, tim akan membuat rencana pemulihan untuk ke 12 anak-anak tersebut,” kata Tito.
Diketahui, 12 anak-anak pada kasus dugaan pelecehan di dalam panti asuhan ini juga akan menjalani konseling psikologi dan tes kesehatan yakni untuk kebutuhan pendalaman Kepolisian untuk selanjutnya dilakukan BAP jika ditemukan terduga korban baru.
Diketahui sebelumnya, telah terungkap dugaan pelecehan yang terjadi di dalam panti asuhan, di Kunciran Indah, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang yang kini kasusnya sudah dalam penanganan pihak Kepolisian dan dalam pendampingan Pemkot Tangerang.
Baca juga: Kasus asusila guru agama pada delapan murid di Tangsel diungkap polisi
Pemkot Tangerang pastikan pendampingan bagi korban dugaan pelecehan
Jumat, 4 Oktober 2024 23:23 WIB