Usaha budidaya perikanan di Kabupaten Lebak, Banten mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 13 ribu orang sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi mereka.
"Kami mengapresiasi usaha budidaya perikanan itu dapat membantu pemerintah untuk menciptakan tenaga kerja lokal," kata Kepala Bidang Pengelolaan Perikanan Budidaya Dinas Perikanan Kabupaten Lebak Dodi Hermawan di Rangkasbitung, Lebak, Rabu
Kelompok usaha pembudidaya perikanan di Kabupaten Lebak pada 2024 tercatat sebanyak 376 kelompok dengan anggota 6.500 orang.
Saat ini, anggota usaha budidaya perikanan sebanyak 6.500 orang dan jika memperkerjakan dua orang maka bisa menyerap tenaga kerja sebanyak 13 ribu orang.
Mereka mengembangkan usaha budidaya perikanan darat, seperti jenis ikan mas, nila, gurame, patin dan bawal.
Baca juga: Produksi perikanan budidaya semester I di Lebak capai 2.112 ton
Baca juga: Produksi perikanan budidaya semester I di Lebak capai 2.112 ton
Produksi budidaya perikanan pada semester 1 (Januari-Juli 2024) di Kabupaten Lebak sebanyak 2.112 ton dan perputaran uang menembus Rp66.9 miliar.
Dari produksi 2.112 ton itu terdiri dari ikan vaname 410,52 ton, ikan mas 540, 05 ton, ikan nila 538,11 ton, lele 595,12 ton, ikan gurame 8,44 ton, patin 7,10 ton dan ikan bawal tawar 12,66 ton.
Sedangkan dari media budidaya ikan melalui tambak dengan produksi 410,52 ton, kolam 1.690,81 ton, keramba 0,49 ton, jaring apung 8,68 ton dan minapadi 1,50 ton.
"Kami menargetkan ke depan mampu swasembada pangan ikan sehingga tidak mendatangkan dari luar daerah," katanya menjelaskan.
Untuk menggenjot produksi perikanan maka dioptimalkan bimbingan teknis (bimtek) pelatihan kepada 376 kelompok pembudidaya ikan dengan pembuatan produksi pakan mandiri.
Baca juga: Dinas Perikanan Lebak minta nelayan waspadai gelombang tinggi
Baca juga: Dinas Perikanan Lebak minta nelayan waspadai gelombang tinggi
Selama ini, permasalahan yang dikeluhkan para pelaku usaha budidaya perikanan itu tingginya harga pakan, sehingga mereka kesulitan untuk mengembangkan usaha pangan ikan.
"Kami berharap dengan bimtek pelatihan itu mereka mampu memproduksi pakan mandiri," kata Dodi.
Sementara itu, Otong (45) seorang pembudidaya ikan lele warga Cijoro Bendungan Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengatakan pihaknya mampu menumbuhkan ekonomi keluarga sehingga dapat mengatasi kemiskinan ekstrem dan pengangguran.
Pembudidaya ikan tawar jenis ikan lele Sangkuriang digeluti tahun 2019 hingga kini masih bertahan, bahkan merasa kewalahan tingginya permintaan pasar.
Produksi ikan lele Sangkuriang hanya mampu memasok pasar sekitar satu ton/bulan dengan harga Rp20 ribu/kilogram maka bila diakumulasikan menghasilkan pendapatan Rp20 juta/bulan.
"Dengan pendapatan Rp20 juta itu diperkirakan bisa meraup keuntungan sekitar 40 persen atau Rp8 juta/bulan," katanya.
Baca juga: Program SFV Politeknik AUP Kampus Serang mulai di panen
Baca juga: Program SFV Politeknik AUP Kampus Serang mulai di panen