Serang (ANTARA) - Kuliah di luar negeri menjadi tren baru di dunia pendidikan Indonesia, dibuktikan dengan data UNESCO tahun 2021 yang menunjukkan 59.224 pelajar Indonesia menempuh pendidikan di luar negeri, meningkat 21 persen dari tahun 2017.
Peningkatan ini didorong oleh semakin banyaknya beasiswa yang tersedia baik dari pihak swasta atau pemerintah seperti LPDP, Beasiswa Indonesia Maju, Jardine Scholarship, Chevening, dan lain-lain.
Sebelum itu, calon mahasiswa mesti mencari tahu mulai dari biaya kuliah yang tinggi hingga persyaratan dokumen untuk mendaftar di universitas, agar dapat mempersiapkan diri dengan baik.
Baca juga: Tips siasati biaya kuliah di luar negeri
1. Biaya kuliah
Perlu diketahui bahwa setiap negara memiliki standar biaya pendidikan yang berbeda. Umumnya, universitas di Amerika Serikat memiliki biaya kuliah tertinggi, sementara Jerman menawarkan kuliah gratis.
Berikut kisaran rata-rata biaya kuliah tahunan universitas negeri di beberapa negara favorit pilihan pelajar Indonesia:
Belanda: 9,788 USD– 17,000 USD (Rp158 juta-Rp275 juta)
Amerika Serikat: 45,790 USD - 86,540 USD (Rp742 juta-Rp1,4 miliar)
Australia: 20,000 - 45,000 USD (Rp324 juta-RpRp729 juta)
Inggris: 17,000 - 43,000 USD (Rp275 juta- Rp697 juta)
Malaysia: 2,750 USD – 4,950 USD (Rp44 juta-Rp80 juta)
Singapura: 22,527 USD - 33,868 USD (Rp365 juta-Rp549 juta)
China: 3,300 USD - 9,900 USD (Rp53 juta-Rp160 juta)
Jerman: Gratis, jika mendaftar di universitas negeri
Baca juga: Kunjungan ke ritel buku tulis di Tangerang jelang ajaran baru naik
2. Biaya hidup di negara tujuan
Calon mahasiswa juga perlu mengetahui rata-rata biaya hidup sehari-hari di negara tujuan seperti biaya tempat tinggal, transportasi, dan lain-lain.
Kisaran biaya hidup bersifat relatif, tergantung pada kota yang dipilih dan gaya hidup masing-masing orang, berikut ringkasannya.
Belanda: 10,307 USD – 15,461 USD (Rp167 juta-Rp250 juta)
Amerika Serikat: 18,000 USD (Rp291 juta)
Australia : 16,700 USD (Rp270 juta)
Inggris: 21,700 USD (Rp351 juta)
Malaysia: 3,830 USD (Rp62 juta)
Singapura: 13,503 USD (Rp218 juta)
China: 14,040 USD (Rp227 juta)
Jerman: 12,670 USD - 29,850 USD (Rp205 juta-Rp484 juta)
3. Nilai tukar mata uang di negara tujuan
Jangan lupa pula untuk mempertimbangkan fluktuasi nilai tukar mata uang negara tujuan. Nilai tukar yang tiba-tiba melejit akan membuat membuat biaya studi di luar negeri menjadi jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan.
Baca juga: Kiat siapkan mental anak agar semangat masuk sekolah ala psikolog
4. Persyaratan administratif
Universitas di luar negeri umumnya membutuhkan lebih banyak dokumen dan persyaratan. Setiap universitas memiliki persyaratan yang berbeda-beda, namun biasanya memerlukan dokumen-dokumen berikut:
Fotokopi nilai sekolah dan ijazah yang telah diterjemahkan dan dilegalisir
Hasil tes bahasa, seperti TOEFL, IELTS, SAT, atau GMAT untuk negara berbahasa Inggris, HSK untuk negara berbahasa Mandarin, dan lainnya
Personal statement, esai, curriculum vitae (CV), dan portofolio
Surat rekomendasi
Mempersiapkan dokumen-dokumen ini sering memakan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, jadi pastikan Anda mengetahui tenggat waktu pendaftaran.
5. Persyaratan dan proses pengajuan visa pelajar
Setelah berhasil mendapatkan Letter of Acceptance (LoA) yang menunjukkan calon mahasiswa diterima di universitas yang diinginkan, mahasiswa wajib mengajukan visa pelajar negara tujuan. Pembuatan visa pelajar biasanya memerlukan durasi yang lebih lama dibanding visa turis.
Selain itu, calon mahasiswa mungkin diminta menyertakan Proof of Funds (PoF), dokumen resmi yang menunjukkan bahwa Anda mampu membayar biaya kuliah dan biaya hidup selama studi.
Oleh karena itu, pastikan calon mahasiswa mengetahui prosedur dan dokumen administratif yang diperlukan oleh masing-masing negara.
Perusahaan teknologi global, Wise, telah mengembangkan cara terbaik untuk memindahkan uang di seluruh dunia.
Country Manager Wise Elian Ciptono menyarankan orang tua ataupun sponsor calon mahasiswa untuk menggunakan platform remitansi yang transparan seperti Wise untuk membantu mengurangi biaya saat nilai tukar tinggi.
“Kami menggunakan nilai kurs tengah yang dapat dicek di Google atau Reuters, tanpa markup tambahan, dan hanya mengenakan biaya yang rendah di awal transaksi. Artinya dana yang dikirim tidak akan terkena potongan biaya dan mahasiswa menerima dana secara utuh,” ujar dia.
Baca juga: PMI Tangerang salurkan paket sekolah untuk 50 anak