"Mengurus stunting bukan hanya pemerintah, kekuatan mulai dari keluarga kita sinergikan, termasuk swasta. Memang suatu keharusan karena penanganan stunting di Banten dilakukan dengan baik," kata Al, di Serang, Minggu.
Ia menjelaskan, percepatan penurunan angka stunting adalah program prioritas pemerintah dengan target nasional pada akhir tahun 2024 prevalensi stunting turun menjadi 14 persen.
Baca juga: Pemprov Banten salurkan daging kurban untuk penanganan stunting
Baca juga: Pemprov Banten salurkan daging kurban untuk penanganan stunting
Kasus stunting merupakan permasalahan serius di Provinsi Banten karena terkait terhadap kesehatan generasi penerus. Sehingga, seluruh pihak harus bekerja sama dalam menangani stunting dan mencegah munculnya kasus baru.
"Untuk menggapai cita-cita menuju Indonesia Emas, tentu dimulai dari bagaimana upaya meningkatkan kualitas agar semua anak-anak yang lahir dipastikan tidak mengalami stunting," ujarnya.
Penangan stunting harus dari hulu hingga hilir yang ditopang dengan berbagai program dan perencanaan kegiatan percepatan penurunan stunting, dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
"Keluarga menjadi basis dasar dari segala aktivitasnya. Maka hal tersebut harus didorong agar dapat mewujudkan keluarga yang mandiri, baik secara ekonomi, sosial budaya dan lain sebagainya," katanya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Banten, hingga Maret 2024 sebanyak 2.984 anak di Banten masih mengalami stunting dengan gizi buruk dan gizi kurang.
Baca juga: 107.418 balita di Lebak lakukan pengukuran badan di 2.099 posyandu
Baca juga: Pemkot Tangerang ajak pihak swasta kolaborasi percepat penurunan stunting
Baca juga: 107.418 balita di Lebak lakukan pengukuran badan di 2.099 posyandu
Baca juga: Pemkot Tangerang ajak pihak swasta kolaborasi percepat penurunan stunting