Penjabat Bupati Lebak Iwan Kurniawan mempercepat penuntasan kemiskinan ekstrem pada 2024 dengan berbagai program untuk peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat.
"Kita optimistis kemiskinan ekstrem nol persen tahun ini bisa direalisasikan dengan kerja keras dengan melibatkan berbagai komponen," katanya di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Senin.
Pemerintah daerah setempat mengapresiasi kinerja dari tahun ke tahun untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem.
Baca juga: Tim SAR belum temukan penambang batu bara di Lebak yang tertimbun
Baca juga: Tim SAR belum temukan penambang batu bara di Lebak yang tertimbun
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2021 jumlah kemiskinan ekstrem 10,29 persen, pada 2022 menurun menjadi 8,91 persen, dan pada 2023 turun menjadi 8,68 persen.
Artinya, kata dia, selama tiga tahun terakhir angka kemiskinan ekstrem di Lebak mengalami penurunan.
"Kami menargetkan tahun 2024 bisa terealisasi kemiskinan ekstrem nol persen sesuai harapan Presiden Joko Widodo," katanya.
Kepala Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah Kabupaten Lebak Yosep Muhammad Holis mengatakan pemerintah daerah mempercepat pengentasan kemiskinan ekstrem dengan berbagai kebijakan strategis, di antaranya mengumpulkan pendataan berdasarkan nama dan alamat warga.
Pendataan itu, nantinya untuk mengentaskan kemiskinan dengan menggunakan Data Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) dan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dari Dinas Sosial setempat.
Baca juga: Harga beras medium di Lebak kembali normal
Baca juga: Harga beras medium di Lebak kembali normal
Untuk program jangka pendek itu melalui pemberian bantuan sosial, seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Langsung Tunai (BLT), BPJS dalam program PBI (Penerimaan Bantuan Iuran), dan Kartu Indonesia Pintar, sedangkan jangka menengah dengan pengembangan UMKM, kegiatan-kegiatan proyek padat karya dan membangun industri-industri yang menyarankan kepada investor agar padat menyerap lapangan pekerjaan.
Selain itu, pihaknya melibatkan berbagai komponen, antara lain forum pimpinan daerah (forpimda), BUMN, dan perusahaan swasta.
"Semua program-program yang digulirkan pemerintah daerah harus mampu menuntaskan kemiskinan ekstrem," katanya.
Budiman (55), warga Desa Cikatapis, Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten Lebak mengaku terlepas kemiskinan ekstrem setelah menerima pelayanan dasar, yaitu bantuan pangan, air bersih, sanitasi layak, kesehatan gratis, dan tempat tinggal.
Bahkan, anaknya saat ini sudah bekerja setelah lulus dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang atas biaya Bidik Misi yang digulirkan pemerintah.
"Kami sekarang hidup layak dan memiliki penghasilan ekonomi dan terlepas dari kemiskinan ekstrem itu," katanya.
Baca juga: Tangkapan ikan nelayan di selatan Lebak turun drastis
Baca juga: Tangkapan ikan nelayan di selatan Lebak turun drastis