Puncak panen raya di Kabupaten Lebak, Banten, terjadi pada Maret 2024 dengan lahan seluas 13.858 hektare sehingga mampu menyumbangkan ketersediaan pangan masyarakat dan peningkatan ekonomi petani.
"Kami meyakini panen ini dipastikan harga beras di pasaran menurun," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, Jumat.
Panen raya di Kabupaten Lebak dapat menyumbangkan ketersediaan pangan masyarakat, karena produksinya dipasok ke sejumlah pasar lokal di daerah itu.
Selain itu juga panen raya dapat meningkatkan pendapatan ekonomi petani, karena harga gabah basah masih di atas harga patokan pemerintah (HPP) Rp5.000/kg.
Baca juga: Petani di Lebak senang usaha pertanian pangan menguntungkan
Baca juga: Petani di Lebak senang usaha pertanian pangan menguntungkan
Karena itu, panen Maret yang tanam pada Januari 2024 lalu dipastikan kualitas gabahnya relatif baik tanpa serangan hama maupun penyakit tanaman.
Selain itu juga harga gabah basah ditampung Rp6.000/kilogram sehingga tingkat pendapatan ekonomi petani juga relatif baik.
Jika produktivitas panen rata-rata 6 ton gabah basah/hektare dan dijual 5 ton dengan harga Rp6.000/kg sehingga bisa menghasilkan pendapatan Rp30 juta.
Dari pendapatan Rp30 juta itu, tentu keuntungan bersih petani bisa mencapai Rp20 juta setelah dipotong biaya upah kerja dan pupuk Rp10 juta/hektare.
Sedangkan, kata dia, satu ton gabah yang tidak dijual itu sebagai cadangan pangan petani untuk konsumsi keluarga hingga kembali panen.
"Kami mengapresiasi panen Maret itu menguntungkan petani, karena harga gabah basah di atas HPP," kata Deni.
Baca juga: Petani sayuran Lebak jadi pemasok Pasar Induk Tanah Tinggi Tangerang
Baca juga: Petani sayuran Lebak jadi pemasok Pasar Induk Tanah Tinggi Tangerang
Menurut dia, pihaknya memastikan perputaran uang pada panen Maret 2024 itu dipastikan mencapai puluhan miliar rupiah sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani.
Bahkan, penyerapan gabah hasil panen itu cukup banyak, selain tengkulak juga perusahaan produksi beras hingga Perum Bulog.
Namun demikian, pihaknya berharap cuaca musim hujan tidak berlangsung lama, karena saat ini petani juga kesulitan untuk mengeringkan gabah dari sinar matahari.
Sedangkan,alat pengering atau dryar relatif terbatas, sehingga dikhawatirkan curah hujan tinggi bisa berdampak terhadap kualitas gabah.
"Kami berharap pekan depan memasuki musim kemarau sehingga kualitas gabah relatif bagus," katanya.
Berdasarkan pemantauan Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat harga beras di sejumlah pasar di Kabupaten Lebak mengalami penurunan pada pekan ini.
Untuk kualitas beras medium KW 1 dijual Rp14.900 dari sebelumnya Rp15.800/kg, beras medium KW 2 dijual Rp14.000 dari sebelumnya Rp14.700/kg dan beras medium KW 3 dijual Rp12.800 dari semula Rp13.500/kg.
Baca juga: Produksi beras di Lebak Januari-Februari capai 4.122 ton
Baca juga: Produksi beras di Lebak Januari-Februari capai 4.122 ton