Usaha peternakan kerbau di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten hingga kini masih menjadikan celengan atau tabungan untuk keperluan ekonomi keluarga di daerah itu.
"Kami mengembangkan usaha ternak kerbau itu sebagai tabungan keluarga saja," kata Pardi (60) seorang peternak warga Desa Rangkasbitung Timur, Kabupaten Lebak, Rabu.
Usaha peternakan kerbau yang digeluti sejak 30 tahun lalu itu sangat membantu ekonomi keluarga.
Sebab, jika membutuhkan keperluan uang yang sangat mendesak, seperti keluarga meninggal dunia atau biaya pendidikan anak maupun perbaikan rumah juga membeli lahan dapat dijual ternak kerbau itu.
"Kami sudah biasa bila terdesak keuangan maka terbantu ekonomi keluarga dari hasil penjualan ternak itu," katanya menjelaskan.
Baca juga: Ketika ternak kerbau jadi tumpuan ekonomi petani Lebak
Baca juga: Ketika ternak kerbau jadi tumpuan ekonomi petani Lebak
Menurut dia, dirinya kini memiliki kerbau sebanyak 12 ekor dan pada 2023 lalu mencapai 15 ekor.
Pada 2023 itu dijual sebanyak tiga ekor kerbau untuk keperluan membeli lahan kebun sebesar Rp75 juta.
Ternak kerbau miliknya itu dilepas di lahan perkebunan kelapa sawit yang tidak jauh dengan tempat kediamannya, karena terdapat rerumputan hijau sebagai pakan ternak.
"Kami setiap hari gembala kerbau di perkebunan kelapa sawit itu," kata Pardi.
Baca juga: Perajin kerai di Lebak mampu atasi pengangguran
Baca juga: Perajin kerai di Lebak mampu atasi pengangguran
Begitu juga peternak kerbau lainnya, Suryadi (55) warga Mekarsari Kabupaten Lebak mengaku dirinya kini memiliki ternak kerbau sebanyak 20 ekor dan setiap tahun bertambah populasi keturunan dari anak dua ekor.
Usaha peternak kerbau itu warisan orang tua, dan bisa menjadi tabungan keluarga.
Saat ini, ujar dia, di wilayahnya banyak masyarakat yang menggeluti usaha ternak kerbau karena terdapat rerumputan hijau dari perkebunan sawit maupun tanah lapang.
Mereka warga pemilik usaha ternak kerbau itu setiap hari menggembala ternaknya di lahan banyak rerumputan hijau dan jika sore hari kerbau -kerbau dimandikan di aliran sungai.
"Kami tahun lalu menjual dua ekor kerbau dengan pendapatan Rp50 juta untuk keperluan uang biaya anak pertama kuliah di Perguruan Tinggi di Serang," katanya.
Baca juga: Budidaya ikan lele di Lebak salah satu solusi tumbuhkan ekonomi keluarga
Baca juga: Budidaya ikan lele di Lebak salah satu solusi tumbuhkan ekonomi keluarga
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pembibitan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lebak, Teguh mengatakan saat ini peternak kerbau di daerah ini masih menjadi usaha tabungan dan belum menjadi andalan ekonomi masyarakat.
Populasi ternak kerbau di Kabupaten Lebak tersebar di 28 kecamatan, namun jumlah menurun sekitar 19 ribu ekor tahun 2023 dari sebelumnya mencapai 33 ribu ekor.
Menurunnya populasi ternak kerbau itu akibat berbagai faktor antara lain pemotongan untuk hari raya Idul Fitri dan berkurban Hari Raya Idul Adha juga penjualan ke luar daerah, ternak mati akibat sakit serta pencurian.
Selain itu juga berkurangnya pejantan, alih fungsi lahan yang mengakibatkan sulitnya rerumputan sebagai pakan ternak dan petani sudah meninggalkan penggunaan bajak ternak kerbau sehubungan adanya teknologi traktor.
Dengan demikian, pihaknya kini mengembangkan teknologi dengan sistem inseminasi buatan (IB) agar cepat meningkatkan populasi ternak, sebab kebuntingan kerbau selama 11 bulan.
Pemerintah daerah mengembangkan pembibitan unggul untuk meningkatkan jumlah populasi kerbau juga perguliran ekonomi masyarakat.
"Kami mengembangkan pembibitan kerbau di Kabupaten Lebak itu masuk pertama di Indonesia tingkat kabupaten,” ujarnya.
Baca juga: Petani sayuran di Lebak mampu penuhi permintaan pasar
Baca juga: Petani sayuran di Lebak mampu penuhi permintaan pasar