Sejumlah pedagang keliling perempuan di Kabupaten Lebak, Banten mampu menopang ekonomi keluarga sehingga dapat mengantisipasi kemiskinan di wilayah tersebut.
"Kita merasa bersyukur kebutuhan pangan terpenuhi juga mampu menyekolahkan dua anak," kata Murtini (40) seorang pedagang kue keliling warga Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Sabtu.
Selama ini, dirinya berjualan aneka kue tradisional bisa membawa keuntungan bersih antara Rp60 ribu sampai Rp80 ribu per hari.
Keuntungan sebesar itu tentu bisa terpenuhi kebutuhan bahan pokok keluarga, termasuk biaya pendidikan anak.
Baca juga: Berdagang keliling solusi pemenuhan kebutuhan sejumlah ibu di Lebak
Baca juga: Berdagang keliling solusi pemenuhan kebutuhan sejumlah ibu di Lebak
Sebab, kata dia, dirinya berprofesi pedagang aneka makanan tradisional sudah lima tahun setelah pendapatan suami sebagai pesuruh di rumah sakit swasta tidak mencukupi.
"Kami berjualan keliling dari pukul 09.00 WIB dan pulang ke rumah pukul 16.30 WIB dengan jalan kaki kurang lebih 10 kilometer per hari," kata Murtini menambahkan.
Begitu juga Ma Yayah (75) seorang pedagang keliling warga Rangkasbitung Kabupaten Lebak yang mengaku dirinya berjualan aneka makanan sudah berlangsung 50 tahun hingga kini masih aktif.
"Kami berjualan nasi uduk, buras, bugis, papais, ketan, pisang goreng, goreng uli dan lainnya. Semua dagangan itu milik orang dan hanya mengambil keuntungan saja. Dan, pulang bisa membawa keuntungan Rp100 ribu per hari," kata Ma Yayah.
Baca juga: Maraknya perumahan di Lebak jadi berkah perajin kursi bambu
Baca juga: Maraknya perumahan di Lebak jadi berkah perajin kursi bambu
Begitu juga dengan Mak Eti. Pedagang kue keliling warga Sentral Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak berusia 60 tahun itu mengaku dirinya berjualan ini untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, sebab memiliki tanggungan suami dan satu dan empat cucu.
Ia setiap pagi menjajagi aneka makanan dengan berjalan kaki masuk kampung keluar kampung sejauh 8 kilometer.
"Dengan berjualan itu bisa pulang membawa keuntungan Rp70 ribu dan mencukupi ekonomi keluarga," katanya menjelaskan.
Baca juga: Disnaker Lebak maksimalkan investor lokal untuk tekan pengangguran
Baca juga: Disnaker Lebak maksimalkan investor lokal untuk tekan pengangguran
Sementara itu, Sekertaris Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Imam Suangsa mengatakan selama ini pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) didominasi kaum perempuan.
Ia memperkirakan jumlah perempuan yang bergerak di bidang UMKM sekitar 158 ribu anggota, termasuk berjualan keliling mencapai ribuan orang, seperti sayuran, aneka makanan, lotek pecel, nasi uduk hingga rumah makan.
Selama ini pemerintah daerah mendorong pelaku UMKM yang sebagian besar dilakukan perempuan itu terus berkembang untuk memperkuat perekonomian keluarga.
Pemerintah sebelumnya telah menyalurkan bantuan modal usaha pelaku UMKM sebesar Rp3,6 juta.
"Kami berharap pedagang keliling kembali mendapatkan modal dari pemerintah pusat agar usaha mereka berkembang," katanya.
Baca juga: UMKM kerajinan dompet di Lebak kembali berproduksi
Baca juga: UMKM kerajinan dompet di Lebak kembali berproduksi