Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten terus berupaya untuk menekan pengangguran melalui keterlibatan investor lokal yang mengembangkan usaha di daerah ini.
"Ada 500 peserta pencari kerja ditampung oleh berbagai perusahaan dalam kegiatan sosialisasi penempatan kerja," kata Kepala Disnaker Kabupaten Lebak Maman Suparman di Lebak, Rabu.
Selama ini, permasalahan pencari kerja di Kabupaten Lebak cukup tinggi hingga tercatat sebanyak 6.460 orang yang memiliki kartu kuning diterbitkan Dinas Tenaga Kerja setempat.
Mereka pencari kerja tersebut dengan lulusan pendidikan SD sampai sarjana, bahkan di antaranya tidak memiliki ketrampilan dan keahlian.
Baca juga: Disnakertrans Serang gelar bursa kerja di Universitas Faletehan
Baca juga: Disnakertrans Serang gelar bursa kerja di Universitas Faletehan
Pemerintah daerah memfasilitasi untuk mengatasi ketenagakerjaan tersebut dengan menggandeng investor lokal.
Saat ini di Gedung PGRI Rangkasbitung diundang para investor dan menampung 500 pencari kerja.
Selain itu juga sebelumnya 1.470 orang sudah bekerja diberbagai perusahaan mulai leasing kendaraan, mini market, perbankan, perumahan hingga pabrik.
"Kami meyakini dengan bekerja itu dipastikan mampu menopang ekonomi keluarga mereka," katanya menjelaskan.
Menurut dia, pemerintah daerah juga menjalin kerja sama dengan investor luar daerah untuk menampung pencari kerja yang tidak memiliki ketrampilan dan tidak tamat pendidikan SD dengan dipekerjakan di perusahaan perkebunan.
Baca juga: Disnaker Lebak gelar pelatihan kompetensi calon pekerja migran
Baca juga: Disnaker Lebak gelar pelatihan kompetensi calon pekerja migran
Bahkan, perusahaan tersebut siap menampung ribuan tenaga kerja dan jika sudah berkeluarga disiapkan tinggal di perumahan.
Untuk tahun 2023, kata dia, sebanyak 43 orang ditampung di perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan.
Disamping itu bagi pencari kerja yang masih menganggur dilakukan pelatihan ketrampilan di UPTD Balai Latihan Kerja (BLK) milik pemerintah daerah.
Pelatihan itu meliputi pertukangan las, bangunan rumah, perbengkelan, menjahit, salon, komputer dan kerajinan.
Selain itu juga menjalin kerja sama dengan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan mendirikan 22 BLK agar mereka memiliki tenaga terampil dan siap bekerja.
"Kami berharap langkah yang dilakukan pemerintah daerah itu agar permasalahan ketenagakerjaan bisa diatasi, sehingga mampu mengatasi pengangguran," kata Maman.