Jakarta (ANTARA) -
Abdul dalam keterangannya disiarkan di Jakarta, Senin, menyebut pengiriman bantuan tersebut menempuh penerbangan selama kurang lebih 11 jam, dan tiba pukul 10.52 waktu Libya.
"Awalnya bantuan ini direncanakan untuk dapat diturunkan di Tripoli yang berada di Libya Barat. Namun dengan berbagai aspek pertimbangan, maka pesawat kemudian diarahkan ke Benghazi, wilayah Libya Timur," kata Abdul.
Bantuan dengan total 46 ton senilai 13,9 miliar tersebut diberangkatkan bersama rombongan yang terdiri dari Sekretaris Utama BNPB, Rustian, Anggota DPR RI Obon Tabroni termasuk delegasi lain dari Kemlu, Kemkes dan BPKP.
Baca juga: Modifikasi cuaca akan diandalkan BNPB untuk atasi karhutla
Bantuan meliputi tenda pengungsi 5 set, tenda keluarga 100 set, genset 2kVA 20 unit, velbed 1.000 unit, kasir lipat 500 buah, peralatan kebersihan 1.500 pak, pakaian anak 5.000 potong, pakaian dewasa 2.500 potong, pakaian dalam 2.000 potong, perkakas tukang 100 kit, kain kafan 1.000 lembar, kantong jenazah 1.000 lembar, lampu solar 30 unit, rendang kemasan 5.000 paket, susu protein 5.000 paket dan makanan siap saji 5.000 paket.
Kemudian untuk bantuan peralatan kesehatan meliputi alat kesehatan darurat 6 buah, perlengkapan higienis balita 65 paket, perlengkapan higienis ibu hamil 39 paket, perlengkapan higienis bayi 42 paket, disinfektan 60 paket, alat penyemprot disinfektan 15 unit, alat penyuling dan penjernih air 4 unit, MP ASI 1 ton dan PMT ibu hamil 1 ton.
Abdul mengatakan setelah pesawat berhenti dengan sempurna, pihak ground handling dan kru kargo bandara segera bergegas membongkar isi perut burung besi yang bertengger di apron khusus kargo. Rombongan delegasi, sebagai representasi masyarakat Indonesia pun turun menuju ruang VIP bandara.
Di sana perwakilan Red Crescent Libya atau Palang Merah Libya telah menanti, termasuk KBRI, KJRI dan tim aju BNPB yang lebih dulu datang untuk mengurus segala persyaratan dan memastikan proses pengiriman bantuan dapat berjalan sesuai harapan. Sekretaris Utama BNPB Rustian dan Anggota DPR RI disambut hangat setelah mendarat bersama bantuan tersebut.
"Upacara sakral serah terima barang bantuan itu dilaksanakan sesaat setelah rombongan menginjakkan kaki di Libya. Usai serah terima dilaksanakan, Sekretaris Utama BNPB menandatangani dokumen bersama Sekjen Red Crescent wilayah Benghazi, Libya, Omer Ali Budabous di gedung VIP Bandara Benina," ujar Abdul.
Baca juga: Presiden Jokowi setujui pemberian bantuan korban gagal ginjal akut
Abdul juga melaporkan dari pernyataan Sekretaris Jendral Red Crescent wilayah Benghazi, Libya, mewakili masyarakat Libya, Omer Ali Budabous mengatakan bahwa kehadiran delegasi Indonesia beserta bantuannya sangat berarti bagi masyarakat terdampak bencana di Libya. Atas bantuan itu, Omer Ali mengucapkan rasa terima kasih kepada masyarakat Indonesia atas kepeduliannya terhadap masyarakat Libya.
Menurutnya bencana badai tersebut terjadi di Derna, Libya, dan masyarakat merasakan dampak bencana termasuk kerugian materi atau non materi. Sehingga kehadiran bantuan dari masyarakat Indonesia, cukup berarti dan sangat membantu masyarakat terdampak, ujar dia.
Selain itu, Omer Ali juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Indonesia atas bantuan tersebut, sehingga bisa membantu menenangkan masyarakat yang terdampak bencana yang ada di Libya.
"Kurang lebih tiga jam setelah proses bongkar muat dan penyerahan bantuan secara simbolis, rombongan delegasi beserta tim aju langsung pamit kembali ke Tanah Air. Menggunakan pesawat yang sama, rombongan tersebut terbang menuju Turki untuk transit dan melanjutkan kepulangan ke Indonesia di hari berikutnya," kata Abdul.
Baca juga: Warga Badui Dalam sambut positif bantuan program JKN-KIS
Bantuan kemanusiaan Pemerintah Indonesia tiba di Libya
Selasa, 3 Oktober 2023 8:23 WIB