Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan mengoptimalkan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) di sejumlah wilayah yang mengalami kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
"Kita akan lakukan operasi teknologi modifikasi cuaca pada awal Oktober," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, di Bandara Soekarno Hatta, Senin pagi.
Ia mengatakan dari hasil evaluasi BMKG ditemukan potensi awan-awan hujan yang bisa dioptimalkan untuk dilakukan operasi TMC.
Baca juga: Padamkan kebakaran Gunung Lawu, BNPB turunkan helikopter water bombing
Menurutnya, wilayah yang ada di atas garis khatulistiwa memiliki potensi awan hujan, sehingga memungkinkan untuk dilakukan teknologi modifikasi cuaca.
"Kalau Sumatra Selatan itu di Ogan Komering Ilir, itu menjadi prioritas. Kemudian Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, ini menjadi atensi kita untuk melakukan operasi modifikasi cuaca pada awal Oktober," katanya.
Muhari mengatakan BNPB juga menerjunkan 13 unit helikopter untuk memantau titik-titik api di wilayah yang sedang terjadi Karhutla.
Di sisi lain, BNPB melakukan upaya taktis dalam mengatasi kekeringan di sejumlah wilayah. BNPB akan terus mendistribusikan air bersih di wilayah-wilayah yang mengalami kekeringan.
Ia menyoroti tiga pulau yakni Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara yang mengalami kekeringan. Muhari menyebut tiga pulau tersebut dilaporkan tidak ditemui potensi awan hujan, sehingga sulit untuk dilakukan TMC.
"Karena awan di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara sangat minim, maka yang kita optimalkan saat ini distribusi air bersih. Ketika ada awan yang bisa kita lakukan, pesemaian kita akan lakukan," katanya.
Baca juga: Atasi karhutla, BRIN sebut modifikasi cuaca jadi solusi permanen
Baca juga: Kebakaran di kawasan wisata Taman Nasional Baluran meluas
Modifikasi cuaca akan diandalkan BNPB untuk atasi karhutla
Senin, 2 Oktober 2023 5:38 WIB