Jakarta (ANTARA) - Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menggelar Operasi Nusantara Cooling System 2023-2024 dengan mengedepankan upaya preemtif dan preventif untuk mengeliminir terjadinya potensi konflik sosial menjelang Pemilu 2024.
Kepala Operasi Nusantara Cooling System (Kaop NCS) Irjen Pol. Asep Edi Suheri di Jakarta, Senin, mengatakan Operasi Nusantara Cooling System dilaksanakan sejak 11 September berdasarkan Surat Perintah Kapolri, Sprin/2439/VIII/OPS.1.1/2023 pada tanggal 25 Agustus 2023.
“Operasi ini bertujuan untuk meminimalisir isu-isu provokatif berlatar belakang SARA, baik terjadi di tengah-tengah masyarakat maupun di ruang Siber,” kata Asep.
Jenderal polisi bintang dua ini menjelaskan Operasi Nusantara Cooling System 2023-2024 dilaksanakan selama empat bulan pada tahun 2023 yakni pada bulan September sampai dengan Desember 2023. Kemudian selama 12 bulan pada tahun 2024 mulai 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2024.
Baca juga: 34.197 polisi diterjunkan pada Operasi Mantap Brata amankan pemilu
Mantan Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri itu menekankan dalam pelaksanaan Operasi Nusantara Cooling System mengedepankan tindakan preemtif dan preventif, sehingga tidak ada upaya penegakan hukum.
“Jadi dalam operasi ini tidak ada upaya melakukan penegakan hukum (represif). Mengedepankan preemtif dan preventif,” katanya.
Dia menjelaskan Operasi Nusantara Cooling System ini melibatkan sebanyak 226 personel dari empat satuan tugas (satgas) dan delapan subsatgas dibantu oleh kepolisian daerah (polda) jajaran.
Adapun sasaran Operasi Nusantara Cooling System yakni potensi gangguan, ambang gangguan dan gangguan nyata. Sedangkan untuk target operasi, yaitu orang, kelompok, tempat kegiatan dan benda.
“Selanjutnya untuk cara bertindak yakni melakukan deteksi, pembinaan masyarakat, patroli dialogis dan patroli siber, sosialisasi dan bantuan operasi," ujar Asep.
Asep menyebut tugas dari empat satgas, yaitu Satgas Preemtif yang terdiri dari Subsatgas Intelijen dan Subsatgas Binmas melakukan tugas, antara lain deteksi dini dan melakukan pendekatan dengan mitra dan para tokoh.
Baca juga: Pengamanan pemilu, polisi harus lolos seleksi umur dan kesehatan
Sementara, Satgas Preventif yang memiliki Subsatgas Patroli Siber dan Subsatgas Patroli Dialogis Netizen melaksanakan tugas patroli Siber dan berdialog dengan netizen, influencer dalam menjaga kamtibmas yang kondusif.
Sementara untuk Satgas Humas yaitu Subsatgas Penmas dan Subsatgas Multimedia memiliki tugas, antara lain menyampaikan ajakan, imbauan, edukasi serta melakukan monitoring, baik media sosial maupun media mainstream.
“Untuk Satgas Banops, yaitu Subsatgas TIK dan Subsatgas Logistik melakukan dukungan teknologi, informasi dan logistik kepada Operasi Nusantara Cooling System," ujarnya.
Asep meminta Operasi Nusantara Cooling System mendapat dukungan dari media massa dan masyarakat Indonesia untuk menghindari hal-hal yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
“Kami mengajak masyarakat Indonesia untuk menghindari hal-hal yang mengganggu stabilitas keamanan, terutama yang dapat berpotensi konflik sosial, sehingga kita bisa mewujudkan pemilu yang aman dan damai," ujarnya.
Baca juga: Anies tak ambil pusing elektabilitas hasil survei terbawah di Jatim
Baca juga: Ganjar Pranowo sebut Khofifah berpeluang jadi cawapresnya di Pilpres
Jelang pemilu 2024, Polri gelar Operasi Nusantara Cooling System
Senin, 2 Oktober 2023 15:12 WIB
Operasi ini bertujuan untuk meminimalisir isu-isu provokatif berlatar belakang SARA