Busana Badui hasil produksi pelaku usaha micro kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Lebak banyak diminati kalangan muda, karena memiliki nilai etnik warna tradisional dan alami.
"Kita sudah 10 tahun menggeluti busana Badui dan hingga kini masih bertahan," kata Rika (40) seorang pelaku UMKM khas Badui saat mengikuti pameran pembangunan Kabupaten Lebak, di Rangkasbitung, Banten, Jumat.
Produksi busana khas Badui itu mulai pakaian pangsi atau pakaian kampret, pakaian batik dan pakaian kebaya.
Baca juga: UMKM produksi arang kayu di Lebak tumbuhkan ekonomi pedesaan
Baca juga: UMKM produksi arang kayu di Lebak tumbuhkan ekonomi pedesaan
Selama ini, pakaian khas Badui itu didesain sendiri dengan peralatan mesin jahit konveksi. Para pekerja bisa memproduksi hingga ratusan unit pakaian busana per bulan.
Kebanyakan konsumennya itu dari kalangan muda dengan alasan pakaian khas Badui memiliki makna tradisional dan alami karena warnanya didominasi biru dan hitam.
"Semua produksi busana khas Badui itu dipasarkan melalui online dan offline juga terkadang dipromosikan oleh pemerintah daerah dengan mengikuti pameran," kata Rika.
Rika mengatakan, pihaknya juga menampung produksi khas Badui dari pelaku UMKM masyarakat adat di antaranya kain tenun, tas koja, blankon, lomar atau ikat kepala.
Harga busana khas Badui itu termurah adalah blangkon Rp40 ribu, pakaian batik, kebaya serta pangsi antara Rp250-Rp350 ribu/stel, sedangkan, termahal kain tenun dengan bahan berkualitas dijual Rp1,2 juta per lembar.
Baca juga: Pelaku UMKM gula aren Lebak tumbuhkan ekonomi pedesaan
Baca juga: Pelaku UMKM gula aren Lebak tumbuhkan ekonomi pedesaan
Begitu juga pelaku UMKM busana Badui lainnya, Sarti (45) mengaku kini ia melayani permintaan pesanan sekitar 15-25 potong per pekan dengan harga Rp250.000 per potong. Para pembeli itu berasal dari Jakarta, Bandung hingga sejumlah kota di Tanah Air.
"Kami kewalahan melayani permintaan pesanan melalui digital media internet itu,padahal sebelumnya hanya laku dua sampai empat potong per minggu," kata Sarti.
Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Abdul Waseh mengatakan pemerintah daerah membantu mempromosikan produk khas busana masyarakat Badui dengan melibatkan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) dan stokholder lainnya guna meningkatkan omzet pendapatan ekonomi mereka.
Baca juga: Disperindag-Kemendag seleksi produk untuk seminar pengembangan UMKM
Baca juga: Disperindag-Kemendag seleksi produk untuk seminar pengembangan UMKM
Saat ini, produk UMKM khas Badui kembali tumbuh dan berkembang sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat.
Untuk itu, pihaknya gencar mempromosi produk UMKM masyarakat adat Badui melalui pameran-pameran pembangunan baik yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah setempat maupun Provinsi Banten.
"Melalui promosi itu diharapkan produk-produk UMKM produk Badui lebih luas dikenal masyarakat, sehingga dapat mendongkrak omzet pendapatan ekonomi,"kata Waseh.
Baca juga: Musim durian dan kesejahteraan warga Badui
Baca juga: Musim durian dan kesejahteraan warga Badui