Sejumlah petani di Kabupaten Lebak, Banten di tengah fenomena El Nino atau kemarau kembali bisa memanen padi di sawah Blok Cimesir Jaura Rangkasbitung seluas 50 hektar.
"Kami lega panen di sini. Hasilnya cukup baik dan tanpa terserang hama tanaman," kata Suheri (55) seorang petani di Blok Cimesir Jaura Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Jumat.
Pada yang dipanen oleh petani di Blok Cimesir Jaura Rangkasbitung merupakan hasil tanam pada Juni lalu di mana pada bulan itu curah hujan masih tinggi, sehingga pertumbuhan tanaman padi bagus.
Jenis pada yang dipanen masyarakat tersebut adalah varietas unggul jenis infari dengan waktu panen selama 110 hari setelah tanam.
Jenis pada yang dipanen masyarakat tersebut adalah varietas unggul jenis infari dengan waktu panen selama 110 hari setelah tanam.
"Kami berharap panen ini dapat meningkatkan ekonomi juga memenuhi ketersediaan pangan keluarga," kata Suheri sambil menyatakan dirinya menggarap lahan sawah seluas satu hektar dengan sistem bagi hasil bersama pemilik lahan.
Baca juga: 238 hektare sawah di Lebak terancam gagal panen
Baca juga: 238 hektare sawah di Lebak terancam gagal panen
Begitu juga petani lainnya di Blok Cilangkap Kalanganyar Kabupaten Lebak Jumroni (50) yang mengaku panen di lahan seluas dua hektar dengan produktivitas sekitar 12 ton.
Blok Cimesir Jaura Rangkasbitung sendiri terdapat 70 hektar lahan yang ditanami padi dan mayoritas hasil dipasok ke sejumlah pabrik penggilingan yang ada di Rangkasbitung, Cibadak dan Warunggunung, terlebih harga gabah basah ditampung dengan harga Rp6.000 per kilogram di tingkat petani.
Blok Cimesir Jaura Rangkasbitung sendiri terdapat 70 hektar lahan yang ditanami padi dan mayoritas hasil dipasok ke sejumlah pabrik penggilingan yang ada di Rangkasbitung, Cibadak dan Warunggunung, terlebih harga gabah basah ditampung dengan harga Rp6.000 per kilogram di tingkat petani.
"Kami menjual gabah ke penggilingan sebanyak 8 ton dengan harga Rp6.000 per kilogram,," kata Jumroni menjelaskan.
Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan meski fenomena El Nino masih terjadi produksi beras di wilayahnya surplus 11 bulan atau 138.441 ton. Adapun produksi Januari hingga saat ini tercatat setara 221.850 ton beras.
Dari produksi itu, kata dia, kebutuhan konsumsi beras per tahun sebanyak 143.038 ton dan penyerapan beras sampai Agustus mencapai 83.439 ton.
Dari produksi itu, kata dia, kebutuhan konsumsi beras per tahun sebanyak 143.038 ton dan penyerapan beras sampai Agustus mencapai 83.439 ton.
Dengan demikian, lanjut dia, Kabupaten Lebak terjadi surplus 138.441 ton atau setara 11 bulan, sehingga pihaknya menjamin ketersediaan beras untuk masyarakat Kabupaten Lebak dengan penduduk 1,4 juta relatif aman. Sementara luasan lahan yang siap panen 5.500 hektar.
Baca juga: Harga beras medium di Lebak kembali naik
Baca juga: Kekeringan di 20 kecamatan, BPBD Banten nyatakan Lebak darurat kekeringan
Baca juga: Harga beras medium di Lebak kembali naik
Baca juga: Kekeringan di 20 kecamatan, BPBD Banten nyatakan Lebak darurat kekeringan