Lebak (ANTARA) -
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan ketinggian gelombang perairan selatan Banten mencapai empat meter sehingga berbahaya bagi pelaku pelayaran yang melintasi perairan itu.
Koordinator Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Stasiun Meteorologi Maritim Kelas I Serang, Senin, Tatang mengatakan atas kondisi tersebut pihaknya menghimbau terutama bagi nelayan yang menggunakan perahu kincang dengan mesin tempel motor, termasuk kapal tongkang dan kapal ferry untuk waspada.
"Kami berharap peringatan itu ditaati para pelaku pelayaran agar tidak menimbulkan kecelakaan laut," katanya.
Menurut dia, BMKG telah menyampaikan cuaca buruk di perairan selatan Banten kepada pengelola Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Binuangeun, Pelabuhan Merak, Polairud, BPBD, nelayan , pengelola wisata pesisir pantai, pengusaha hotel dan restoran serta pemerintah daerah setempat.
Penyampaian informasi cuaca buruk tersebut agar pelaku pelayaran meningkatkan kewaspadaan jika melintasi perairan selatan Banten. Selain itu, juga wisatawan dan warga pesisir tidak boleh berenang di sekitar pantai, karena khawatir terseret gelombang tinggi.
Baca juga: Waspadai angin kencang dan gelombang tinggi termasuk di selatan Banten
Wilayah yang perlu diwaspadai antara lain, perairan selatan Banten untuk Selat Sunda bagian selatan meliputi Pantai Anyer, Carita, Labuan, Panimbang, Sumur dan Ujungkulon.
Begitu juga, Banten bagian selatan atau Samudera Hindia meliputi Pantai Binuangeun, Cikeusik, Cihara, Sukamaju, Panggarangan, Tanjungpanto, Bayah, Pulomanuk, dan Sawarna.
"Peringatan cuaca buruk itu hingga berlangsung Selasa (29/8)," kata Tatang menegaskan.
Kepala Bidang Pengelolaan Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Lebak Rizal Ardiansyah menyatakan kecelakaan laut yang terjadi di perairan selatan Banten cukup tinggi, Sepanjang 2023 sebanyak tiga kecelakaan terjadi dan tiga orang dilaporkan meninggal dunia.
"Semua kecelakaan laut itu akibat gelombang tinggi yang dialami nelayan," kata Rizal.
Rizal meminta nelayan agar menggunakan pakaian rompi pelampung untuk menghindari kecelakaan laut itu. Selama ini, sebagian besar nelayan di sini tanpa menggunakan peralatan pakaian pelampung.
"Kami terus menggelar bimbingan teknis kepada nelayan agar memakai rompi pelampung sehingga jiwanya bisa selamat jika terjadi kecelakaan laut," pungkas Rizal Ardiansyah.
Baca juga: Info cuaca kota besar Senin, didominasi cerah berawan