Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pangan berbasis bahan baku ikan tangkap di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mampu menumbuhkan ekonomi masyarakat pesisir Perairan Binuangeun.
"Kami memproduksi aneka pangan berbasis ikan tangkap sudah berlangsung 15 tahun," kata Bedah (45) seorang pelaku UMKM di Binuangeun Kabupaten Lebak, Sabtu.
Masyarakat pesisir di Perairan Binuangeun Kabupaten Lebak kebanyakan pelaku UMKM berbasis ikan tangkap seperti tuna, cakalang, tongkol hingga tenggiri.
Mereka memproduksi aneka pangan ikan, seperti kerupuk ikan, bakso ikan, ikan asin, pindang, otak-otak, dendeng ikan, abon ikan, rendang ikan, camilan ikan dan lainnya.
"Kami memproduksi abon ikan menembus pasar Supermarket bermerk "Abon Ikan Bu Bedah"," katanya menjelaskan.
Baca juga: Forum Generasi Berencana Lebak perkuat edukasi bagi remaja soal stunting
Baca juga: Forum Generasi Berencana Lebak perkuat edukasi bagi remaja soal stunting
Menurut dia, dirinya menjual abon ikan berupa bahan baku saja ke pihak perusahaan di Jakarta dan Tangerang dengan harga Rp150 ribu/kilogram.
Selanjutnya, pihak perusahaan yang mengemas termasuk perizinan dan barcode merk UMKM "Bu Bedah" Lebak.
Kualitas abon ikan "Bu Bedah" memiliki keunggulan, di antaranya bisa bertahan delapan bulan tanpa pengawet juga rasanya renyah, gurih, nikmat serta kandungan proteinnya cukup tinggi.
"Kami memasok abon ikan ke pihak perusahaan itu bisa mencapai 500 kilogram dengan harga Rp150 ribu/kilogram, sehingga menghasilkan total Rp75 juta/bulan," kata Bedah.
Begitu juga pelaku UMKM lainnya, Hj Bai mengaku dirinya bisa menghasilkan omzet produk aneka kerajinan pangan berbasis ikan tangkap mencapai Rp50-70 juta/bulan.
Kebanyakan produksi pangan berbasis ikan itu antara lain bakso ikan, kerupuk ikan, otak-otak dan camilan ikan, bahkan menembus Serang, Rangkasbitung dan Tangerang.
Selain itu juga banyak wisatawan yang mengunjungi wisata Pantai Sawarna mereka datang ke sini dan membeli untuk "buah tangan" atau oleh-oleh.
"Kami sangat terbantu usaha pangan berbasis ikan tangkap , dan bisa menyerap tenaga kerja lokal," katanya menjelaskan.
Baca juga: Investasi properti di Lebak mulai tumbuh guna wujudkan ekonomi baru
Baca juga: Investasi properti di Lebak mulai tumbuh guna wujudkan ekonomi baru
Sementara itu, Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Abdul Waseh mengatakan pemerintah daerah hingga kini terus melakukan pembinaan bagi pelaku usaha berbasis ikan di pesisir Perairan Binuangeun.
Apalagi, lanjut dia, Perairan Binuangeun itu terdapat Pangkalan Pelabuhan Ikan (PPI), sehingga setiap hari banyak ikan tangkap nelayan.
Para pelaku UMKM pangan berbasis ikan tangkap itu dipasarkan melalui pusat perbelanjaan oleh-oleh setempat yang tersebar di Kecamatan Wanasalam dan Malingping.
Selain itu juga dipasok ke berbagai daerah di Provinsi Banten dan DKI Jakarta.
Saat ini, jumlah pelaku UMKM produk ikan tangkap sekitar 80 unit usaha dan bisa menggulirkan uang sekitar Rp400-500 juta/bulan.
"Kami terus meningkatkan mutu dan kualitas produksi kerajinan ikan tangkap agar menjadikan andalan ekonomi masyarakat pesisir," kata Abdul.
Baca juga: Pemkab Lebak salurkan telur bagi keluarga miliki anak stunting
Baca juga: Pemkab Lebak salurkan telur bagi keluarga miliki anak stunting