Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten menyebutkan delapan kecamatan di daerah ini mengalami krisis air bersih akibat perubahan iklim El Nino.
"Kami menyiagakan tiga unit kendaraan tangki untuk menyalurkan pasokan air bersih ke daerah-daerah rawan krisis air bersih," kata Kepala BPBD Kabupaten Lebak Febby Rizki Pratama di Lebak, Selasa.
Kedelapan kecamatan yang terjadi krisis air bersih antara lain Warunggunung, Leuwidamar, Panggarangan, Cihara, Gunungkencana, Banjarsari, Wanasalam dan Maja.
Masyarakat di daerah itu untuk keperluan mandi cuci dan kakus (MCK) memanfaatkan air aliran sungai, irigasi dan kolam, yang kondisinya tidak layak untuk keperluan MCK, karena sudah keruh dan berwarna.
Sedangkan air bersih yang disalurkan BPBD Lebak, dengan menggunakan tiga unit kendaraan tangki dengan kapasitas 6.000 liter/tangki, sehingga total penyaluran air bersih 18 ribu liter digunakan untuk keperluan minum dan memasak.
Baca juga: Hadapi kemarau, BPBD imbau warga siapkan sumur resapan
Baca juga: Hadapi kemarau, BPBD imbau warga siapkan sumur resapan
Dari 18 ribu liter itu, kata dia, bisa memenuhi ketersediaan air bersih sebanyak 200 kepala keluarga (KK).
Pendistribusian bantuan air bersih tersebut setelah masyarakat mengajukan permohonan kepada BPBD Lebak.
Karena itu, pihaknya meminta warga yang dilanda krisis air bersih itu mengajukan permohonan dan diketahui camat dan desa/kelurahan.
"Kami tidak melayani pendistribusian air bersih jika masyarakat tidak mengajukan," katanya menjelaskan.
Sementara itu, sejumlah warga Gunungkencana Kabupaten Lebak mengatakan mereka terpaksa mencari air bersih ke lokasi sumber mata air yang ada.
Mereka masyarakat mengambil air itu pada pagi hari sekitar pukul 04.00 WIB.
"Jika siang hari tentu sumber mata air kembali mengering dan tidak ada air bersih," kata Mahmud, warga Gunungkencana Kabupaten Lebak.