Para petani mengembangkan ternak kerbau tersebut sebagai usaha sampingan atau tabungan.
Jika hanya mengandalkan tanaman pertanian, dan bila tidak bisa menghasilkan akibat terserang hama maupun penyakit tanaman, petani akan "gigit jari" karena tidak ada pendapatan.
Begitu juga jika keluarga petani mengalami musibah, seperti meninggal dunia maupun kecelakaan, yang bisa menolong mereka adalah ternak kerbau.
Petani bisa menjual ternak kerbau untuk membiayai kebutuhan hidup jika terjadi gagal panen atau ada anggota keluarga yang meninggal dunia.
Saat ini, harga ternak kerbau di tingkat tengkulak antara Rp20 juta-Rp30 juta/ekor.
Karena itu, kehidupan ekonomi keluarga petani sangat terbantu dengan memiliki ternak kerbau.
Para petani mengembangkan ternak hewan besar itu secara turun temurun.
"Kami memiliki kerbau 20 ekor dan bila membutuhkan uang untuk sesuatu bisa dijual hingga empat ekor dan jika tidak membutuhkan tentu tidak dijual," kata Rasidi.
Sapri (55), petani di Kecamatan Curugbitung, Kabupaten Lebak, mengatakan memelihara ternak kerbau untuk mengatasi kesulitan ekonomi.
Kandang kerbau miliknya berada di belakang rumah dan kini ia memelihara 10 ekor kerbau.
Selama ini, ternak kerbau mudah dijual untuk mendapatkan uang karena tinggal menghubungi tengkulak.
"Belum lama ini kami kena musibah, orang tua meninggal sehingga terpaksa menjual tiga ekor kerbau dan bisa menghasilkan Rp60 juta," kata Sapri.
Peternakan kerbau di wilayahnya dikelola secara tradisional dengan menggembalakan di tanah lapang yang banyak rerumputan.
"Setelah dari kebun pada siang hari kami menggembala kerbau di tanah lapang yang banyak rerumputan hijau," katanya.
Baca juga: Pemkab Lebak bina perajin olahan ikan untuk tingkatkan ekonomi warga
Ketika ternak kerbau jadi tumpuan ekonomi petani Lebak
Oleh Mansyur suryana Senin, 24 Juli 2023 10:50 WIB