Jakarta (ANTARA) - Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) menilai kehadiran Satuan Tugas Tindak Pidana Perdagangan Orang (Satgas TPPO) Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) mulai dirasakan masyarakat.
"Begitu Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo membentuk satgas itu, kita melihat telah menyelamatkan lebih dari 1.500 korban dan menangkap 550 tersangka dari 460 laporan pengaduan," kata Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) Dr Edi Hasibuan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan, kecepatan Polri dalam mengungkap kasus TPPO membuktikan bahwa Polri telah hadir sebagai pelayan, pelindung, pengayom dan penolong untuk masyarakat.
"Kerja cepat seluruh jajaran Polri dalam mengungkap TPPO di berbagai tempat tentu memberikan kenyamanan kepada masyarakat," kata akademisi Universitas Bhayangkara Jakarta ini.
Baca juga: Polda Banten aman empat pelaku TPPO
Baca juga: Tangkap banyak pelaku, Satgas TPPO Polri diapresiasi anggota Komisi 1 DPR
Dia juga mengatakan Satgas Polri saat bekerja tidak hanya menemukan perdagangan orang tapi juga perdagangan organ manusia secara ilegal. Dugaan penjualan ginjal manusia ilegal diungkap oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya dan Polres Bekasi beberapa hari lalu.
"Kami menyampaikan apresiasi kepada Polda Metro Jaya yang berhasil mengungkap TPPO, termasuk membongkar sindikat penjualan ginjal di Tarumajaya, Bekasi," katanya.
Dia mengatakan pengungkapan kasus perdagangan manusia sekaligus perdagangan organ tubuh ilegal membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan perkara pidana lain.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo membentuk Satgas TPPO dari mulai tingkat markas besar Polri hingga jajaran Polda.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Lemkapi nilai kehadiran Satgas TPPO Polri mulai dirasakan masyarakat
Kehadiran Satgas TPPO dinilai mulai dirasakan masyarakat
Jumat, 23 Juni 2023 11:25 WIB