Jakarta (Antara News) - Sebanyak sembilan mobil tim mahasiswa Indonesia telah lolos uji teknis dan siap untuk tampil pada ajang Shell Eco-Marathon Asia 2016 di Manila Filipina.
"Agar dapat berlomba seluruh mobil yang mengikuti kompetisi ini harus lolos Uji Inspeksi Teknis (Technical Inspection) untuk memastikan kelayakan, keamanan dan keselamatan," kata General Manager External Relations PT Shell Indonesia, Haviez Gautama di Jakarta, Minggu.
Haviez mengatakan, seluruh mobil yang mengikuti kompetisi Shell Eco-marathon Asia 2016 di Manila harus mendapatkan stiker uji inspeksi teknis untuk bisa ikut dalam kompetisi di trek jalan raya.
Stiker ini menandakan bahwa mobil telah lolos inspeksi teknis, termasuk diantaranya aspek keselamatan untuk bisa mengakses trek yang digunakan pada Shell Eco-marathon Asia 2016.
Awalnya, sebanyak 20 mobil tim mahasiswa Indonesia telah tiba di Manila dan menyelesaikan registrasi tim pada Rabu (2/3) untuk berkompetisi di ajang Shell Eco-marathon Asia 2016, namun menjadi sembilan mobil saja yang lolos mengikuti uji teknis.
Sembilan tim mahasiswa yang mewakili Indonesia yaitu Tim Apatte 62 Team dari Universitas Brawijaya, Tim ITS Team 2 dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Tim Bengawan Team 1 dan Team 2 dari Universitas Sebelas Maret Solo, Tim Nakoela dari Universitas Indonesia, dan Tim Rakata dari Institut Teknologi Bandung.
Sedangkan tiga lainnya yakni tim Dubalang Team Unand, Tim Cakrawala Urban EV, dan Tim Nogogeni ITS Team1, merupakan pengalaman pertama mereka mengikuti kompetisi Shell Eco-marathon Asia sekaligus pengalaman pertama mencoba mobil di lintasan jalan raya di Rizal Park, Manila Filipina.
Berdasarkan data hasil inspeksi teknis di website resmi Shell Eco-marathon Asia 2016 pada Jumat (4/3) pukul 8.00 WIB, beberapa tim mahasiswa dari Indonesia seperti Tim Nakoela dari Universitas Indonesia dan Tim Batavia Generation Team dari Universitas Negeri Jakarta telah berhasil menyelesaikan seluruh aspek uji inspeksi teknis.
Sedangkan data pada pukul 10.00 pagi menunjukkan bahwa Tim Nogogeni ITS Team 1 hampir menyelesaikan seluruh aspek uji inspeksi teknis. Sementara Tim Dubalang Team Unand baru menyelesaikan tujuh dari 10 aspek dalam uji inspeksi teknis .
"Kami berharap bahwa seluruh tim mahasiswa Indonesia bisa menyelesaikan semua aspek uji inspeksi teknis serta bisa mendapatkan putaran penuh di trek yang hasilnya valid dan dapat dihitung untuk mengetahui konsumsi sumber energi yang digunakan," kata Haviez.
Tim Nakoela dam Tim Batavia Generation akan bertanding di kelas Prototype dengan menggunakan gasoline (bensin) sebagai sumber energinya.
Selain itu Tim Rakata dari ITB Bandung bertanding di kategori Prototype dengan sumber energi alternatif ethanol.
Tim mahasiswa lainnya dari ITB yang juga telah menyelesaikan seluruh aspek uji inspeksi teknis adalah Tim Cikal Ethanol yang akan bertanding di kategori UrbanConcept dengan sumber energi yang sama yaitu etanol.